SuaraKaltim.id - Minggu pagi di awal Bulan November, Alvaro sudah rapi. Tampak gagah mengenakan pakaian batik, bersiap ibadah gereja dari rumah.
Selama Pandemi, Alvaro dan keluarga ibadah secara daring. Puji-pujian untuk Tuhan, selalu mengalir dari bibirnya.
“Tuhan sangat baik, aku menyembah Tuhan,” sepenggal kata dalam doanya.
Alvaro Aurelius Tristan Sinaga, bocah korban bom gereja di Sengkotek Samarinda itu tengah bangkit menyusun kepingan semangat, setelah bertahun-tahun menderita 30 persen luka bakar pasca ledakan bom molotov.
Saban Minggu, ibunya, Novita Sagala, kerap membagikan momen haru yang dilakukan Alvaro.
Selain bernyanyi dan berdoa, kadang Alvaro juga terlihat nge-rap, atau berlatih keyboard.
“Tuhan memberi kekuatan pada keluarga, dan sekarang Alvaro sudah perlahan bangkit. Meski sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tapi anak itu berupaya keras untuk hidupnya,” kata Novita.
Diceritakan dia, peristiwa bom gereja itu masih membekas di hati Alvaro. Meski demikian, Alvaro berupaya keras membuat orangtuanya bangga.
Dia takut melihat orangtuanya menangis melihat keadaannya, Alvaro meyakinkan pada ibunya jika dia selalu baik-baik saja.
Baca Juga: Picu Protes dan Ketegangan, Makam Pelaku Bom Gereja di Sri Lanka Dipindah
“Bertahun-tahun Alvaro menderita, tapi dia yakinkan saya dia tidak apa-apa. Pengorbanan Alvaro itu yang bikin saya semangat memberi yang terbaik untuk dia. Saya percaya kasih Tuhan yang besar akan memberi masa depan yang baik untuk anak saya,” ungkapnya.
Masih kental diingatan Novita, bagaimana dia dan suaminya berjuang mengupayakan kesembuhan Alvaro.
Biaya pengobatan Alvaro menelan angka sampai 1 miliar rupiah. Sempat melewati proses penyembuhan di Rumah Sakit AW Sjahranie, Alvaro kemudian pindah berobat ke Kuala Lumpur, malaysia.
“Luka bakar di jari kanan sempah membusuk. Pembersihan bekas luka tidak maksimal, jadi ada yang busuk. Nyaris diamputasi, untung segera ditangani,” ujarnya.
Saat ini, kata Novita, keluarga masih mengusahakan kesembuhan psikis Alvaro. Walau Alvaro mengatakan dia baik-baik saja, namun mentalnya masih belum sepenuhnya pulih.
Ketika mendengar suara keras atau bunyi dentuman, dia kaget dan gemetar.
“Kalau ada suara yang keras mengejutkan, dia akan ketakutan. Dia memang tidak selalu bilang, tapi semua bisa lihat sendiri ketika dia gemetar,” sebutnya.
Selain itu, Novita juga berupaya menguatkan hati anaknya. Keadaan cacat fisik karena luka bakar itu tidak hilang.
Di sekolah, Alvaro terlihat rendah diri. Terkadang, ada juga teman sekolah yang merundungnya. Novita berjuang membangun mental Alvaro agar lebih kuat menerima keadaannya.
“Ya siapa yang tidak rendah diri kalau memiliki bekas luka seperti Alvaro. Terkadang akalau ada yang oloki-olok, dia menangis ke saya. Tapi saya katakan pada dia, Tuhan maha baik. Ketika diolok, maka Tuhan akan memberi kasihnya untuk kita yang lemah,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
Fenomena Magis Pacu Jalur, Tradisi Kuansing Riau Kini Viral lewat Aura Farming
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
Terkini
-
PPU Kunci Pertumbuhan IKN, Regulasi Toko Modern Direvisi demi UMKM Lokal
-
PPDB Bontang Dievaluasi, Agus Haris: Tak Boleh Ada Jalur Orang Dalam
-
Apa Perbedaan Zakat dan Sedekah? Ini Penjelasannya
-
DPRD Samarinda Turun Tangan, Pendirian Gereja Toraja Akan Dimediasi Ulang
-
Dekat IKN, UMKM Balikpapan Melesat Jadi Kekuatan Ekonomi Baru