SuaraKaltim.id - Satreskrim Polresta Samarinda baru saja menangkap dua pelaku tambang ilegal di dekat pemakaman Covid-19, di Serayu, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda. Aktivitas tambang ilegal tersebut juga menyebabkan rusaknya jalan menuju pemakaman.
Hal itu dibenarkan salah satu petugas pemakaman, sebut saja Hartoyo. Dilansir dari Presisi.co, saat itu Hartoyo baru saja rampung menjalankan tugasnya, ia melihat truk roda mengangkut material ditutup terpal di dekat areal pemakaman.
Saat itu, 8 Maret 2021 malam, bukan kali pertama Hartoyo—bukan nama sebenarnya, melihat aktifitas tersebut.
Sehari sebelumnya, ia juga melihat ekskavator dan buldoser melintas.Menurut Hartoyo, puncak aktivitas tambang di lokasi tersebut Januari 2021 lalu.
Menurut reportase Presisi.co, lubang bekas tambang sejak ada 2017 lalu. Lokasinya persis berdampingan dengan TPU Raudhatul Jannah.
Bukan hanya satu, sejak 2017-2021, Presisi.co mencatat ada empat sampai lima pengelola tambang berbeda yang beraktivitas di daerah itu. Aksesnya, menggunakan jalan yang sama untuk hauling atau pengangkutan.
"Aksesnya sebelum masuk ke pemakaman, ada jalan yang kalau lurus tembus ke pemancingan dekat Kebun Raya Samarinda," kata Hartoyo.
Bukan hanya Hartoyo, aktivitas pertambangan di sana dibenarkan Ketua RT 20 Serayu, Suladi. Bersama dua warga lainnya, Suladi menolak empat truk melintas di Jalan Serayu, Jumat 5 Maret 2021 lalu.
"Kami tolak karena ini bukan jalanan untuk alat berat," tegas Suladi.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Tambang Ilegal Dekat Pemakaman Covid-19 di Samarinda
Selain di dekat pemakaman Covid-19, lokasi tambang ilegal juga berada di dekat pemukiman warga, jaraknya sekitar dua kilometer. Aktifitas tersebut Suladi saksikan langsung, bersama Lurah Tanah Merah Joko, Selasa 9 Maret 2021 lalu. Namun, lokasi persisnya masuk Kelurahan Lempake.
Warga mengeluhkan aktivitas tambang ilegal tersebut. Kondisi jalan menuju pemakaman juga menjadi becek, sulit dilalui.
"Kami meminta pertanggungjawaban perusahaan karena mereka telah menggunakan jalanan Serayu Ujung dekat pemakaman hingga rusak," kata Joko.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani, mengatakan dapat menindak jika terdapat laporan yang berkaitan dengan dampak lingkungan. Kasus tambang ilegal, kata dia, hanya dapat ditindak Polresta Samarinda.
"Apalagi persoalan izin sudah ditarik ke pusat lewat UU Omnibus Law," kata Nurrahmani.
Berita Terkait
-
Polisi Tangkap Pelaku Tambang Ilegal Dekat Pemakaman Covid-19 di Samarinda
-
Pemkot Samarinda Sidak Restoran, Wali Kota Andi Harun Ingin Dongkrak PAD
-
Wali Kota Andi Harun Target TPA Bukit Pinang Dipindahkan Tahun Depan
-
Pulihkan Ekonomi, Samarinda Canangkan Pasar Tangguh Covid-19
-
Usai Dengar Arahan Presiden Jokowi, Andi Harun: Sama-sama Selesaikan Banjir
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Malaysia Lirik IKN: Komitmen Bersama Bangun Fondasi Asia Tenggara yang Tangguh
-
Dari Rp 300 Ribu Jadi Rp 9,5 Juta, Warga Balikpapan Keluhkan PBB Melonjak Drastis
-
Dari Kukar hingga Mahulu, Begini Sebaran Konsumsi Ikan Warga Kaltim
-
Kerja Sama Internasional, IKN Tarik Minat Anhui Tiongkok
-
Proyek Rp 206 Miliar, Jalan KubarMahulu Jadi Akses Penting Mobilitas Masyarakat