Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Selasa, 27 April 2021 | 16:14 WIB
Kondisi abrasi di bawah Jembatan Mahkota II, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (27/04). [SuaraKaltim.id/Jifran]

SuaraKaltim.id - Abrasi dibawah jembatan Mahkota II sejak Minggu 25 April 2021 kemarin, kian mengkhawatirkan. Pantauan Suara.com dilokasi, Selasa (27/04) siang ini. Abrasi terus alami pergerakan.

Luas area abrasi berasal dari tanah urug itu terus bertambah dari sebelumnya. Kondisi kerusakan jalan setapak dibawah jembatan semakin melebar, bahkan patahan merambah hingga teras perkantoran.

"Bertambah lagi berapa meter sudah itu patahan jalan,"kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya ditemui Suarakaltim.id, di sekitar lokasi abrasi Selasa (27/4/2021).

Dia menyebutkan, pergerakan tanah terus terjadi. Kondisinya semakin bertambah jika hujan tiba, lebih lagi kalau hujan deras.

Baca Juga: Pemancing Saat Abrasi Dekat Jembatan Mahkota II Ditemukan Meninggal Dunia

"Kondisi yang terus bertambah ini karena hujan dari kemarin hingga tadi malam," katanya.

Terpisah, anggota komisi III DPRD Samarinda, Jasno, saat dikonfirmasi mengatakan musibah itu terjadi karena ada kegiatan penimbunan. Sehingga ada beban yang sebabkan longsor.

Seperti diketahui, dekat tiang jembatan ada aktifitas pengurukan tanah. Terkait dengan pembangunan SPAM (Sistem Penyedian Air Minum) Kalhold oleh Ditjend Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Dari awal kita sudah kasih thau jangan ditimbun ke arah sungai karena ini daerah agak rawan. Ternyata mereka timbun dalam rangka untuk reklamasi penurapan," papar Jasno.

Dia menjelaskan, kondisinya tidak akan parah jika diturap dulu sebelum ditimbun. Atau ditimbun tapi harus diperhatikan bebannya.

Baca Juga: Jembatan Mahkota II Samarinda Ditutup Total Sampai Waktu Belum Ditentukan

"Menurut saya ini kelalaian dari kontraktor pelaksana, karena yang ditimbun ini sungai. Ada semacam beban kemudian tanah ini longsor, ini cukup panjang loh ada 50 meter yang masuk ke sungai," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Jasno, kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Apalagi ada aset vital diatasnya yaitu jembatan yang menjadi mobilitas warga.

"Kontraktor harus bertanggung jawab dan saat ini harus koordinasi dengan PUPR terkait aset vital ini," paparnya.

Seperti yang telah diketahui, Jembatan Mahkota II telah ditutup total hingga waktu yang belum ditentukan.

Penutupan dilakukan akibat abrasi tersebut yang terjadi tepat dibawah jembatan.

Keputusan penutupan itu karena kondisi jembatan alami pergeseran. Yakni 7 mm ke arah kana sisi Palaran dan terjadi penurunan sekitar 33 mm.

Kontributor : Jifran

Load More