SuaraKaltim.id - Dugaan kasus penipuan cek kosong yang diduga dilakukan oleh Hasanuddin Mas'ud dan istri kepada pengusaha asal Samarinda, Irma Suryani. Mendapat tanggapan dari pengamat hukum Universitas Mulawarman (Unmul), Herdiansyah Hamzah.
Ia mengatakan laporan penipuan cek kosong yang dituduhkan kepada Ketua Komisi III DPRD Kaltim, lalu dikait-kaitkan dengan pergantian Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK, sangat sulit untuk dibuktikan.
Ia menilai, ini hanya reaksi orang yang sedang merasa panik saja.
"Ini kayak ibarat orang hanyut, keinginan meraih apapun yang ada didekatnya. Ya kayak kasus ini, dikait-kaitkan pergantian ketua DPRD seolah dianggap sebagai senjata menyerang balik. Tidak perlu bereaksi berlebihan dan mengaitkannya dengan posisi ketua DPRD," ungkapnya, Minggu (15/8/2021).
Disinggung mengenai pergantian antar waktu (PAW) yang kemungkinan menimpa Hasanuddin Mas'ud atas kasus tersebut, pria berkaca mata ini menjelaskan, itu sudah tertuang di Tata Tertib (Tatib) DPRD Kaltim. Dalam Pasal 89 ayat (3) huruf c, bahwa syarat untuk PAW dapat dilakukan jika anggota DPRD dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan inkracht karena anggota DPRD tersebut telah melakukan tindak pidana dengan ancaman hukuman 5 tahun ke atas.
"Atau terdakwa dalam perkara tindak pidana umum yang ancaman hukumannya lima tahun ke atas (lihat Pasal 96 ayat (1) tatib DPRD Kaltim). Laporan cek kosong ini kan bukan pidana khusus. Jadi tinggal melihat pasal sangkaannya, menggunakan pasal berapa dan ancaman hukumannya berapa," jelasnya.
"Untuk pemberhentian sementara, bisa dilakukan ketika Hasanuddin Mas'ud sudah menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus," sambungnya.
Dosen dari Fakultas Hukum Unmul tersebut pun mengatakan, kasus hukum seperti ini harus ditempatkan di jalurnya dan tidak dipolitisasi. Kalaupun benar adanya hubungan kasus penipuan cek kosong dengan pergantian Makmur HAPK ke Hasanuddin Mas'ud, itu hanyalah bonus belaka.
"Intinya, perkara hukum yang bisa jadi menguntungkan pihak lain secara politik, bukan sebaliknya. Jadi seharusnya jangan di politisasi hukum, tapi perkara hukum yang bisa jadi berdampak secara politik," pungkasnya.
Baca Juga: Makmur HAPK Gugat Pelengserannya dari Ketua DPRD Kaltim, Golkar Sebut Kerap Mangkir Rapat
Kontributor: Apriskian Tauda Parulian
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Kualitas Hunian di Sekitar IKN Ditingkatkan, 382 RTLH di PPU Direvitalisasi
-
Pemkot Bontang Tindak Tegas ASN Bolos, TPP dan Gaji Siap Dipotong
-
Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
-
Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
-
Hidran Tak Aktif, Sprinkler Mati: DPRD Kritik Keamanan Hotel Bumi Senyiur