SuaraKaltim.id - Akhir-akhir ini ramai isu aliran hitam yang menyebabkan salah satu anak asal Gowa kehilangan matanya. Pasalnya, ayah, ibu, paman, dan kakek dari anak tersebut menganut aliran sesat hingga akhirnya rela menumbalkan mata sang anak.
Mirisnya lagi, masyarakat di wilayah tersebut banyak yang meyakini aliran itu. Melansir dari Suara.com, Pemerhati Anak Sulawesi Selatan (Sulsel) Rusdin Tompo mengatakan salah satu kampung di Kecamatan Tinggimoncong sudah terpapar aliran sesat tersebut.
Ia menyampaikan, para warga disana mempelajari pesugihan, dengan tujuan agar cepat kaya raya. Seperti apa yang dianut keluarga AP, anak perempuan yang matanya dicungkil sang ibu untuk diberikan sebagai tumbal.
Menurutnya, penegakan hukum di wilayah tersebut tidak cukup. Perlu ada perhatian lebih dari pemerintah, khususnya Pemkab Gowa. Seperti pendekatan spiritual dan budaya di kampung tersebut yang perlu diperhatikan.
"Saya tadi bertemu dengan keluarga korban, dulu dia sempat tinggal di kampung itu. Dia cerita hampir semua masyarakat di sana pelajari ilmu hitam itu. Kita belum tahu ilmu apa namanya," ujarnya, dikutip Senin (6/9/2021).
Ia juga ingin kasus yang menimpa AP jadi perhatian Pemkab Gowa. Keterlibtan para tokoh agama serta organisasi seperti NU dan Muhammadiyah dirasa olehnya perlu. Tujuannya agar kasus seperti AP tak terulang kembali.
Mengingat sebelumnya, saudara AP juga sudah jadi korban. Ia meninggal karena dicecoki air garam oleh keluarganya.
"Pemerintah, dinas terkait perlu mengambil langkah antisipatif. Saya mendengar aliran ini sudah dianut dan diikuti oleh warga lain di situ. Pendekatan penegakan hukum saja tidak cukup," tuturnya.
Dijelaskan olehnya, berdasarkan keterangan keluarga AP, yang pertama kali memperkenalkan aliran sesat itu ialah paman AP. Kini, sang paman sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
Baca Juga: Beredar Video Warga Serbu Jemaah Sedang Ibadah Dituding Aliran Sesat di Gorontalo
Ia juga membenarkan, target penumbalan dari aliran itu ialah mata. Aliran itu dicurigai menjadikan mata manusia sebagai mahar.
Menurutnya lagi, alasan kenapa anak-anak dijadikan tumbal lantaran lebih mudah untuk dikredo.
"Mereka selalu dihantui bahwa ada sesuatu yang dikeluarkan dari daerah mata. Kenapa anak-anak? Karena anak ini lemah. Susah melawan," tuturnya.
Katanya, pendampingan ecara psikologis yang intens untuk AP perlu dilakukan hingga kondisinya benar-benar pulih. Lalu, AP juga perlu diasuh oleh pihak lain yang bukan dari keluarganya, atau masyarakat di wilayah tersebut.
"Trauma AP harus jadi perhatian. DP3A berperan penting di sini, termasuk soal pengasuhannya nanti," tandasnya.
Untuk diketahui, kepolisian Gowa sudah menangkap empat orang pelaku pencungkilan mata AP. Mereka adalah TT ayah, HA ibu, BA kakek, dan US paman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Kualitas Hunian di Sekitar IKN Ditingkatkan, 382 RTLH di PPU Direvitalisasi
-
Pemkot Bontang Tindak Tegas ASN Bolos, TPP dan Gaji Siap Dipotong
-
Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
-
Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
-
Hidran Tak Aktif, Sprinkler Mati: DPRD Kritik Keamanan Hotel Bumi Senyiur