SuaraKaltim.id - Pengamat Hukum dari Universitas Mulawarman (Unmul) Herdiansyah Hamzah mendesak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim untuk mengusut potensi praktik cashback di Pelabuhan Feri Penajam.
Ia berujar saat ini Kejari Balikpapan tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengangkutan muatan di Pelabuhan Feri Kariangau, Balikpapan tahun anggaran 2019-2021. Di tengah upaya Kejari mengusut di sisi Balikpapan, Herdi berpandangan bahwa di sisi Penajam sepatutnya juga turut diusut. Mengingat pelabuhan penyeberangan melibatkan dua daerah, Balikpapan dan Penajam Paser Utara.
“Setelah selidiki potensi korupsi muatan di Pelabuhan Feri Kariangau, jaksa mesti usut di sisi Penajam. Karena ada potensi permainan cashback atau pengkondisian muatan juga terjadi di Pelabuhan Feri Penajam. Keberadaan Kejati ikut turun tangan diperlukan karena melibatkan dua daerah,” ujarnya, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (27/10/2021).
Ia menjelaskan, praktik cashback di Pelabuhan Penyeberangan Feri Kariangau Balikpapan sudah menjadi sorotan publik. Meski praktik ini kini hilang di sisi Balikpapan, namun kondisinya disebut masih terjadi di Pelabuhan Feri Penajam.
Baca Juga: Jukir Liar Meresahkan, Dishub Balikpapan Main Kucing-kucingan
Meski tidak memiliki dampak langsung yang merugikan masyarakat namun secara hukum, praktik cashback bersifat ilegal dan merugikan negara. Ia menyatakan, tarif jasa angkutan Pelabuhan Feri Penajam sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim.
Artinya, dengan menurunkan tarif di luar ketentuan yang berlaku maka potensi hilangnya pemasukan negara dari tiket yang dijual jelas ada.
“Potensi pelanggarannya ada karena tidak ada aturan resmi yang mengatur cashback. Sehingga praktik ini memiliki potensi kerugian keuangan negara dan penyalahgunaan kewenangan. Karena melibatkan kelembagaan pemerintah dan BUMN," tegasnya.
Ia mengatakan praktik cashback memang menguntungkan pengguna jasa, karena membayar tiket di bawah ketentuan yang berlaku. Namun ia meminta Kejari Kaltim berpikir kritis seandainya cashback tersebut merupakan bentuk lain dari praktik suap menyuap.
“Jadi jangan melihatnya ini menguntungkan pengguna jasa. Bisa saja ini bentuk lain dari suap. Kalau yang disuap dari kalangan sipil maka berlaku KUHP, tapi kalau dari pegawai pemerintah, bisa masuk tindak pidana korupsi."
Baca Juga: Sosok Diduga Kuntilanak Terekam Kamera Ponsel di Pembongkaran Hotel Lama Balikpapan
“Indikasi apakah praktik ini melanggar hukum atau tidak ini harus bisa dijawab secara terang oleh Kejati Kaltim,” tandasnya.
Berita Terkait
-
BRI Bagi-Bagi Hadiah di Fin Expo 2024, Simak Syaratnya!
-
Mimpi Manis Bekerja di Proyek Strategis Nasional Yang Berujung Nestapa
-
Festival Literasi Balikpapan ke-4 Segera Digelar, Pendaftaran Dibuka hingga 14 Oktober 2024
-
Kota Balikpapan Raih Posisi Teratas dalam Pembangunan di Kaltim
-
Bandara IKN Belum Beres, Pesawat Jokowi Mendarat di Balikpapan
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
Prediksi BMKG: Pasang Laut Kaltim Capai 2,7 Meter, Berikut Dampaknya