SuaraKaltim.id - Ada 5 pegawai yang terdiri dari tenaga kontrak dan PNS di Pemkab Kutim positif menggunakan narkoba. Hal ini terungkap usai Badan Narkotika Kabupaten bersama Satuan Reserse Narkoba Polres Kutai Timur (Kutim), menggelar tes urine terhadap pegawai pemerintahan.
Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang mengakui bahwa kegiatan tes urine bagi pegawai dirasa sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Pasalnya, ia tak ingin sebagai pelayan masyarakat tapi ternyata adalah orang-orang yang pakai narkoba.
“Tes ini akan terus berlanjut, kita tidak ingin pegawai kita yang merupakan bagian pelayanan justru menggunakan narkoba, ini jelas akan mempengaruhi kinerja mereka,” katanya melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (21/12/2021).
Dalam pelaksanaan tes urine, orang nomor dua di Kutim itu berharap seluruh pegawai pemerintah Kutim tak ada yang terindikasi. Namun, pada kenyataannya ada 5 pegawai yang hasil tesnya terindikasi positif mengkonsumsi narkoba.
Pihaknya tak memberi sanksi ataupun pemberhentian. Melainkan, itu akan dilakukan rehabilitasi. Nantinya beberapa pegawai tersebut akan ditangani oleh kepolisian untuk mendapat pendampingan.
Katanya pula, pegawai yang terindikasi narkoba tetapi berani menjalankan tes urine maka itu dinilai suatu keberanian. Maksudnya, memberanikan diri ikut dalam tes urine.
“Itu dilakukan dengan kesadaran tidak perlu kita sanksi, paling tidak kita rehabilitasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, sanksi tak diberikan karena ia memberikan kesempatan kepada pegawai untuk berubah. Terkecuali ketika pegawainya kedapatan di luar lingkup pemerintah itu kembali risiko personal masing-masing.
“Kecuali dia lagi kedapatan lagi makai, itu bukan ranah kita lagi tapi proses hukum yang berjalan,” paparnya.
Baca Juga: Wahau dan Kongbeng Banjir 2 meter selama Berhari-hari, BPBD Kerahkan 5 Personil
Ia pun berharap kepada seluruh pegawai baik yang masih berstatus TK2D maupun PNS agar menjauhi barang haram itu. Sebab menurutnya, tentu banyak hal yang dirugikan bagi si pengguna baik terhadap dirinya sendiri dan berpengaruh pula kepada pelayanan untuk masyarakat.
“Pengguna narkoba pasti akan merusak sistem syaraf dan jaringan kemudian pasti pola kerjanya nanti tidak benar,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Setelah 10 Tahun Rehabilitasi, Dua Orang Utan Kalimantan Menetap di Suaka IKN
-
Tak Bertentangan dengan GratisPol, Beasiswa Kutim Tuntas Punya Dasar Hukum Kuat
-
IKN Butuh Penyangga Sehat, PPU Targetkan 28 Persen Sampah Berkurang 2025
-
Karantina Sertifikasi Ratusan Udang dan Lobster Tujuan Jakarta
-
TKD Terpangkas Rp 650 Triliun, Ekonom Unmul Ingatkan Kaltim Harus Lebih Mandiri