Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 31 Januari 2022 | 22:59 WIB
Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Pasar Segiri. [Dok. PPID Samarinda]

SuaraKaltim.id - Semua tepi Sungai Karang Mumus (SKM) disebut tak akan dibangun turap. Hal itu disampaikan Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Ia mengatakan, komunitas pecinta sungai di daerah itu tak perlu risau akan keputusannya. Karena, masih ada ruang sungai yang natural.

"Di titik tertentu dan di kawasan hulu tidak akan dilakukan penurapan tepi sungai, tapi di titik-titik tertentu pun memang sangat terpaksa dilakukan penurapan untuk mengurangi banjir," ujarnya, melansir dari ANTARA, Senin (31/1/2022).

Pada 2020 ketika ia masih calon Wali Kota Samarinda, ia mengaku, saat itu menyempatkan berbincang dengan tokoh pecinta sungai. Tak lain Misman selaku Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah SKM mengenai penanganan SKM.

Baca Juga: Kota Tepian Waspada DBD, Diskes Samarinda Disindir Ahmat Sopian Noor: Gerak Cepat

Saat itu, lanjutnya, semacam ada kesepakatan dengan Misman mengenai pola penanganan sungai. Yakni, selain agar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air sungai tetap terjaga, banjir akibat limpasan air sungai juga tidak parah.

Dari perbincangan tersebut, kemudian masing-masing pihak memahami, sehingga kemudian ada sejumlah kawasan yang harus dilakukan penurapan, namun ada juga kawasan yang dibiarkan secara alami sebagaimana layaknya sungai yang memiliki kawasan amfibi.

"Posisi pemerintah memang dilematis, karena di satu sisi harus dilakukan penurapan untuk menahan limpasan air sungai ketika pasang besar, namun di sisi lain berpengaruh pada ekosistem yang kemudian mendapat protes komunitas pecinta sungai, sehingga harus ada jalan tengah," katanya.

Menurutnya, kontur daratan rata-rata di Kalimantan berbeda dengan di Sulawesi dan Jawa, karena kawasan darat di Kalimantan tidak datar, namun bergelombang ada kawasan berbukit dan kawasan pemukiman warga yang rendah, bahkan rendahnya ada yang di bawah permukaan sungai.

Kondisi ini, katanya, tentu saja menyebabkan banjir ketika hujan lebat maupun saat pasang sungai. Oleh karena itu, katanya, untuk menangani kawasan yang lebih rendah dari sungai, harus dilakukan penurapan agar air tidak melimpas ke pemukiman.

Baca Juga: Miliki SPKLU, Kota Samarinda Pastikan Mobil Listrik Akan Jadi Alat Transportasi

"Perumahan Griya Mukti misalnya, terpaksa tepi sungainya dibeton karena datarannya lebih rendah dari sungai ketika pasang, sehingga hal ini bisa mengurangi banjir dari limpasan sungai," jelasnya.

Di kawasan Perumahan Bengkuring, sebelumnya ia berharap agar di sempadan SKM di kawasan itu dibiarkan natural, tetapi karena seringnya banjir di kawasan itu akibat daratannya lebih rendah dari sungai dan limpasan air masuk ke perumahan, maka pihaknya akan membangun turap di tepi sungainya.

Load More