Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 26 Agustus 2022 | 20:18 WIB
Ilustrasi, anak penderita gizi buruk terbaring di kamarnya. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Jumlah balita tumbuh  pendek atau stunting di Bontang sebanyak 310 anak tahun ini. Pemerintah Kota Bontang mencatat tingkat persentase stunting  mencapai 21,68 persen per Juni 2022.

Angka itu diperoleh dari jumlah bayi dua tahun yang ditimbang melalui masing-masing posyandu di Bontang. 

Catatan terakhir target 100 persen penimbangan bayi di bawah dua tahun. Tetapi yang berhasil ditimbang hanya 22,56 persen atau 1.430 bayi. Data itu bersifat sementara karena masih belum banyak catatan yang terinput di sistem. 

Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretariat Daerah Bontang, Sigit Alfian di dalam sambutannya mengatakan, saat ini harus berbenah menurunkan angka stunting. 

Baca Juga: Mulai Jenjang SMA Sederajat hingga Sarjana, 4 Perusahaan Ini Buka Loker Khusus Bontang

Target di 2024 angka yang harus dicapai ialah 14 Persen. Untuk diketahui penyebab stunting terjadi mencakup 3 hal. Pertama rendahnya pola asuh yang tepat dan benar, kedua kurangnya perhatian pola makan dan gizi seimbang sejak masa kehamilan. Ketiga, akses air bersih dan sanitasi yang higienis. 

"Artinya, Pemkot Bontang harus benar-benar konsen untuk menurunkan tingkat stunting. Bagaimana di 2024 mendatang penurunan stunting bisa tercapai," katanya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Jumat (26/8/2022). 

Melihat angka yang kian meningkat, pada 2022 ini, Pemkot akan melakukan konsen di 5 kelurahan yang angka stuntingnya cukup tinggi. Di antaranya Lok Tuan, Berbas Pantai, Berbas Tengah, Kelurahan Api-Api dan Kelurahan Gunung Elai.

Di satu sisi pencegahan stunting harus mulai dilakukan sejak ibu mengandung. Utamanya pada 1000 hari pertama usia kandungan.

Dengan begitu, perlu adanya suplai vitamin khusus ibu hamil. Jauh sebelum itu juga harus meningkatkan perhatian kepada tumbuh kembang perempuan dewasa.

Baca Juga: 5 Manfaat Ikan Gabus yang Tinggi Protein

"Makanya dalam pencegahan stunting ini tidak hanya Pemkot Bontang saja yang memiliki peran utama. Masyarakat, lembaga masyarakat, hingga corporate social responsibility (CSR) dibutuhkan untuk menuntaskan masalah stunting," pungkasnya.

Load More