Scroll untuk membaca artikel
Bella
Minggu, 25 September 2022 | 11:39 WIB
Kelompok Tani Biawan Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara membudidayakan lalat hitam untuk sumber pakan ikan (ANTARA/Bagus Purwa)

SuaraKaltim.id - Kelompok Tani Biawan yang terdiri dari sejumlah Warga Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur mengembangkan budidaya lalat hitam (bulatih).

Budidaya lalat hitam dimanfaatkan oleh warga untuk sumber bahan pakan ikan.

"Larva atau maggot dari lalat hitam jadi bahan utama produksi pelet ikan (pakan ikan)," kata Ketua Kelompok Tani Biawan Muhammad Bintang Wahyu Aji di Penajam, Sabtu (24/9/2022).

Alasan Kelompok Tani Biawan memproduksi pelet ikan sendiri karena harga di pasaran mencapai Rp410 ribu per karung.

Namun produksi pakan ikan yang dihasilkan Kelompok Tani Biawan belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar karena jumlahnya masih terbatas.

"Pelet ikan yang kami produksi belum mampu penuhi kebutuhan pembudidaya ikan air tawar di Desa Sebakung Jaya, masih terbatas apalagi untuk pasar kabupaten," katanya.

Kelompok Tani Biawan saat ini baru mampu memproduksi larva atau maggot lalat hitam sekitar 40 gram dalam dua hari.

Dalam proses pembuatan pakan ikan, Maggot atau larva lalat hitam tersebut dikeringkan terlebih dahulu, kemudian digiling menjadi berbentuk tepung.

Tepung dari olahan larva atau maggot lalat hitam itu sebagai sumber protein pakan ikan yang dibutuhkan pembudidaya ikan tambak (ikan air tawar).

Adapun bahan pelet ikan terdiri dari dedak, tepung jagung dan maggot.

Menurut, Muhammad Bintang Wahyu Aji, kandungan larva atau maggot lalat hitam pada pakan ikan sekitar 30 persen.

Budidaya lalat hitam sangat berpotensi untuk dikembangkan dan cukup menjanjikan, karena Larva atau maggot dari lalat hitam menjadi salah satu bahan utama produksi pelet ikan. Antara

Baca Juga: Unik! Warga Desa Sebakung Jaya Penajam Kembangkan Budidaya Lalat Hitam Buat Pelet Ikan

Load More