SuaraKaltim.id - Pertumbuhan ekonomi Berau pada 2022 lalu masih berada pada urutan keenam se-Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal itu mendorong pemerintah daerah untuk memikirkan kembali rencana jangka panjang yang mesti ditempuh dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Berau.
Salah satu rencana itu yakni melakukan transformasi atas sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui menuju sektor-sektor lain yang dapat diperbarui.
“Kalau kita bicara pertumbuhan ekonomi, kita bicara PDRB. Di sana ada sektor-sektor yang mendominasi,” ungkap Pj Sekda Berau Agus Wahyudi, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (06/04/2023).
Salah satu sektor yang mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Berau tersebut yakni, sektor pertambangan batu bara. Secara khusus, batu bara menyumbang 59 persen untuk Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Berau.
Dominasi batu bara ini menyebabkan segala upaya, baik dan buruknya, tetap dilakukan oleh pemerintah daerah agar ekonomi Berau tidak stagnan bahkan menurun.
“Jadi, batu bara ini saya yakin 5-10 tahun ke depan, dia masih mendominasi,” sambungnya.
Hal itu sangat jauh berbeda dengan sektor pertanian. Misalnya, yang hanya menyumbang 10 persen PDRD Berau dari semua sebaran komoditasnya.
“Dalam jangka panjang, kami mau supaya ekonomi tidak hanya bertumpu pada batu bara tapi juga ditentukan oleh sektor-sektor lain. Tapi itu perlu waktu,” imbuhnya.
Baca Juga: Pencuri Batu Bara di Atas Tongkang Tewas Kena Tembakan Peringatan
Untuk meningkatkan laju pertumbuhan pada sektor lain termasuk pertanian ini, salah satu langkah yang dibuat adalah menyiasati agar dominasi batu bara melambat dan sektor lain bergerak lebih cepat.
Kendati demikian, itu bukan berarti sektor pertanian tidak mengalami peningkatan. Hal itu terutama karena sektor batu bara ini melambung lebih cepat daripada pertanian yang bertumbuh dengan perlahan.
Tak hanya pertanian, sektor perkebunan juga masih lebih rendah daripada pertambangan. Pertumbuhan ekonomi pada sektor perkebunan sebenarnya sudah luar biasa pesat tetapi belum bisa mengimbangi lonjakan dominasi batu bara yang sangat signifikan.
“Kita punya pabrik crude palm oil (CPO) 8-10 pabrik. Itu luar biasa sebenarnya. Tapi batu bara lebih luar biasa lagi,” paparnya.
Oleh karena itu, transformasi sektor-sektor sustainable sangat penting dilakukan di tengah pertumbuhan ekonomi Berau yang masih rendah jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Kaltim.
“Makanya kita mau turunin batu bara ini. Kalau batu bara menjadi 40 persen maka akan terjadi pertumbuhan di sektor lain,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
-
DTKS Resmi Berubah Jadi DTSEN, Ini Cara Update Desil Agar Tetap Terima KIP Kuliah
-
Jalan Terjal Jay Idzes ke Torino, Il Toro Alihkan Incaran ke Bek 1,97 M
-
Sri Mulyani Ungkap Kejanggalan Angka Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen yang Bikin Publik Melongo!
Terkini
-
Sekolah Rakyat Bontang Bakal Punya Asrama, Klinik, dan Fasilitas Olahraga Lengkap Berstandar FIFA
-
Bendera One Piece Viral, Kapolres Samarinda: Ini Bukan Anime, Ini HUT RI!
-
Debu Batu Bara Cemari Laut Kaltim, DLH: STS dan Pembersihan Tongkang Harus Diawasi
-
Di Tengah Proyek IKN, PPU Tetap Fokus Bantu Warga Miskin Akses Sekolah
-
Bendera Jolly Roger Diingatkan Polisi Samarinda: Boleh Tren, Tapi Bukan di 17-an