SuaraKaltim.id - Kerajinan manik-manik adalah salah satu kerajinan khas dari Suku Dayak di Kalimantan Timur (Kaltim). Rupanya, kerajinan manik-manik ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan diyakini sudah ada sejak ribuan tahun silam.
Lantas apa sebenarnya kerajinan manik-manik itu? Dikutip dari Repositori Kemendikbud, manik-manik adalah sebuah benda kecil, indah dan rumit yang biasanya berbentuk bulat.
Biasanya manik-manik ini dilubangi dan dironce menjadi suatu perhiasan atau menghiasi suatu benda. Manik-manik dibuat dari berbagai bahan seperti kerang, tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan, terakota atau keramik, logam, kaca, dan batu.
Jenis bahan tersebut dapat dibedakan menjadi bahan olahan dan bahan alami. Bahan olahan merupakan jenis bahan yang dapat dijadikan sumber bahan yang siap pakai.
Baca Juga: Murah Meriah dan Banyak Digemari, Ini 3 Oleh-oleh Khas Kaltim
Terlebih bahan itu telah mengalami proses olahan lebih lanjut, baik berupa penambahan maupun
pengurangan elemen-elemen lain seperti logam, kaca, terakota (keramik).
Sementara bahan alami merupakan bahan-bahan yang diperoleh langsung dari alam tanpa menambah atau mengurangi unsur lain, seperti batu, kayu, kerang, tulang, gading, gigi binatang, dan biji-bijian.
Sehingga bahan tersebut dapat dibentuk menjadi manik-manik dengan warna-warna kontras seperti merah, kuning, biru, putih, dan hitam.
Sampai saat ini tradisi penggunaan manik-manik masih berlangsung, dan hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal akan manik-manik ini sebagai perhiasan.
Di Suku Dayak sendiri, manik-manik ini biasanya dipakai sebagai perhiasan maupun untuk kelengkapan upacara-upacara keagamaan atau adat.
Baca Juga: Tuan Rumah PIQI 2023, Pupuk Kaltim Perkuat Competitive Advantage dengan Inovasi
Namun kini olahan manik-manik ini sudah dibuat menjadi banyak jenis seperti tas, gantungan kunci, dan topi yang bisa dijadikan oleh-oleh unik khas dari Suku Dayak.
Berita Terkait
-
Pupuk Kaltim Perkuat Daya Saing Industri Pupuk dengan Komitmen Terhadap Standardisasi dan Keberlanjutan
-
Kisah Agus Sugiri Tinggalkan Karier Kantoran untuk Jadi Petani
-
Kembangkan Fasilitas Virtual Reality, BUMN Ini Hemat Miliaran Rupiah
-
Laku Dayak Indramayu Menghargai Perasaan Orang Lain
-
Geledah Sejumlah Rumah Terkait Korupsi IUP di Kaltim, KPK Bongkar 4 Brankas
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Pengumuman Administrasi Beasiswa Bontang Ditunda, 760 Pendaftar Gugur Berkas
-
Hadir di Kampanye Akbar Rudy-Seno, Hetifah Beri Imbauan: Pastikan Hadir di TPS
-
Sugianto Panala Putra Jawab Tuduhan Nadalsyah: Semua Itu Kebohongan
-
Bawaslu Barito Utara Nyatakan Tidak Ada Unsur Fitnah dalam Kampanye Sugianto Panala Putra
-
ITB dan OIKN Kembangkan Potensi Kreatif Gen Z di PPU dengan Workshop Konten Digital