SuaraKaltim.id - Pemkot Bontang mengalokasikan anggaran untuk perjalanan dinas luar negeri dalam tahun ini sebanyak Rp 2,5 miliar. Anggaran tersebut tersebar di 7 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Dari 7 OPD tersebut, Sekretariat Daerah (Setda)-tempat wali kota berkantor-paling banyak memploting anggaran perjalanan dinas luar negeri. Yakni, senilai Rp 1,2 miliar.
Dari catatan jaringan media ini, lawatan Basri Rase ke sejumlah negara turut diitemani beberapa kepala dinas secara bergantian. Rinciannya, kunjungan Basri Rase ke Eropa Februari lalu bersama Ketua PKK sekaligus Istri Basri Hapidah, Sekretaris Daerah Aji Erlynawati, Kepala Bapelitbang Amiruddin, dan Asisten III Sekretariat Daerah Sarifah Nurul Hidayati.
Dari laman LKPP, anggaran untuk perjalanan dinas luar negeri Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) tercatat sebanyak Rp 300 juta di tahun ini.
Kunjungan kedua ke Malaysia pada Juni ditemani 3 Kepala OPD yakni Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sony Suwito, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Heru Triatmojo, serta Kepala Bapelitbang Amiruddin.
Di BPKAD dan DLH tercatat anggaran perjalanan dinas luar negeri masing-masing Rp 300 juta dan Rp 150 juta.
Di kunjungan ketiga ke Korea Selatan, sejumlah pejabat yang menyertai diantaranya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang Usman, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin, Kepala Dinas Badan Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) Soni Suwito, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang Heru Triatmojo.
Dari sejumlah pejabat teras yang ikut, hanya Dinas PUPR saja tak tercantum pos anggaran dinas luar negeri di laman Sirup LKPP Kota Bontang.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Bontang Aji Erlynawati membenarkan pos anggaran dinas luar negeri di sejumlah OPD. Pun begitu, tak semua digunakan.
Baca Juga: IRT 47 Tahun di Bontang Nyambi Profesi Sebagai Pengedar Sabu
Menurutnya, kepergian Wali Kota Bontang Basri Rase dan pejabat teras memenuhi undangan. Baik itu agenda APEKSI atau organsasi lainnya.
"Kalau anggaran memang segitu. Tapi tidak semua digunakan. Kalau tidak dipakai yah akan kembali ke Kas Daerah," ucapnya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (02/11/2023).
Pokja 30 Kaltim Kritisi Anggaran Gemuk Perjalanan Dinas Pemkot Bontang
Gemuknya anggaran perjalanan dinas Pemkot Bontang ke luar negeri dikritisi oleh Lembaga Advokasi Anggaran dan Kebijakan Publik Pokja 30 Kaltim.
Koordinator Pokja 30 Buyung Marajo menilai perjalanan dinas luar negeri Bontang sangat boros anggaran. Pasalnya pembangunan daerah dinilai lebih penting ketimbang membakar uang untuk perjalanan yang dinilai tidak begitu penting.
Apalagi, informasi yang didapat lawatan Pemkot Bontang ke luar negeri hanya sebatas menghadiri undangan atau menjadi pembicara. Ditambah lagi rombongan wali kota itu selalu didampingi kepala OPD.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
Terkini
-
Lima Pemuda Diamankan Usai Viral Tunggangi Penyu di Derawan
-
Bulog Pastikan Stok Beras Samarinda Aman hingga Akhir Tahun
-
IKN dalam Ancaman Narkoba? Polres PPU Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Pengedar
-
Harga Sawit Naik, Petani Kaltim Nikmati Hasil Panen Lebih Manis
-
662 Kasus Kekerasan Tercatat di Kaltim, Mayoritas Korbannya Anak