SuaraKaltim.id - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur (BPS Kaltim), Yusniar Juliana mengungkapkan, kondisi ketenagakerjaan di Benua Etam semakin membaik. Hal ini ditandai dengan kondisi ekonomi yang kian membaik pula setelah Covid-19.
Dia menjelaskan, per Agustus kemarin, tercatat sebanyak 1.847.295 orang yang sudah bekerja di Kaltim. Dia mengatakan, angka tersebut mengalami kenaikan karena dipengaruhi oleh perekonomian Kaltim yang cenderung stabil.
"Kondisi ketenagakerjaan di Kaltim per Agustus 2023 telah pulih, pasca membaiknya ekonomi saat ini dibandingkan saat pandemi dan sebelum pandemi," jelasnya, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (30/11/2023).
Mengacu pada data dari BPS Kaltim, jumlah penduduk Kaltim yang bekerja terus mengalami kenaikan signifikan. Terutama selama 3 tahun terakhir.
Mulai Agustus 2021, ada 1.720.361 orang yang bekerja. Kemudian pada 2022 naik menjadi Rp 1.746.920 orang dan Agustus 2023 ini naik lagi hingga Rp1.847.295 orang.
“Bersamaan dengan ini, jumlah pengangguran juga menurun. Agustus 2021 ada 126.186 orang tak bekerja. Lalu Agustus 2022 turun menjadi 105.882 orang. Terakhir, per Agustus 2023 turun lagi menjadi 103.565 orang,” sambungnya.
Bicara soal jumlah angkatan kerja yang mengacu pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), di Kaltim per Agustus 2023, tercatat ada 1.950.860 orang. Dibanding Agustus 2022, ada penambahan sebanyak 98.058 orang pada tahun ini.
"Dibandingkan dengan Agustus 2022, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 98.058 orang. Sedangkan penduduk bekerja naik sebanyak 100.375 orang dan jumlah pengangguran turun 2.317 orang," bebernya.
Sedangkan, jika dibandingkan dengan Agustus 2021, jumlah angkatan kerja juga sempat mengalami peningkatan 104.313 orang. Kemudian, untuk penduduk bekerja naik hingga 126.934 orang dan pengangguran menurun sebanyak 22.621 orang.
Baca Juga: Realisasi Investasi Kaltim untuk 2023 Sebesar Rp 18,78 Triliun
"Terdapat 3 lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak, yakni sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil atau sepeda motor sebesar 19,74 persen, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 19,21 persen, kemudian sektor pertambangan dan penggalian sebesar 8,34 persen," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
Terkini
- 
            
              Kualitas Hunian di Sekitar IKN Ditingkatkan, 382 RTLH di PPU Direvitalisasi
- 
            
              Pemkot Bontang Tindak Tegas ASN Bolos, TPP dan Gaji Siap Dipotong
- 
            
              Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
- 
            
              Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
- 
            
              Hidran Tak Aktif, Sprinkler Mati: DPRD Kritik Keamanan Hotel Bumi Senyiur