SuaraKaltim.id - Antrean panjang nampak terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Antrean ini disebabkan pengendara roda dua maupun empat membeli bbm jenis Pertalite. Pertamina memberikan penjelasan penyebab antrean di beberapa SPBU Kukar.
Area Manager Comm, Relations & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Arya Yusa Dwicandra, mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan Pertalite seolah sulit didapatkan di SPBU.
Salah satunya faktor disparitas harga juga menjadi kendala yang menyebabkan banyak pengguna kendaraan bermotor atau mobil memilih antre untuk mendapat BBM jenis Pertalite dibandingkan Pertamax.
Pertalite dipatok harga Rp 10 ribu per liternya. Sementara Pertamax dipatok Rp 13.950 per liter.
"Karena selisih harganya cukup banyak, sehingga masyarakat banyak memilih untuk beralih ke Pertalite yang lebih murah ketimbang Pertamax," ucapnya, melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Jumat (15/12/2023).
Selain itu, minimnya jumlah SPBU yang ada di Kutai Kartanegara, turut dianggap menjadi penyebab Pertalite tiba-tiba sulit didapatkan.
Sekitar 5 SPBU yang tersedia di Tenggarong. Tiga SPBU di kawasan Kelurahan Timbau, 1 SPBU di Kelurahan Mangkurawang dan 1 SPBU di Kelurahan Loa Tebu.
Meskipun kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite di Kukar cukup. Namun, antrean panjang di SPBU yang menjadi masalah. Dia menjelaskan bahwa kuota BBM Pertalite di Kaltim hingga akhir Desember masih aman.
Berdasarkan data yang didapat, dari total kuota Kaltim sebanyak 689 ribu Kiloliter (KL) Pertalite, Kukar mendapatkan 136.429 KL Pertalite dan masih ada kuota 10 persen di 2023 yang belum tersalurkan.
Baca Juga: Kutai Kartanegara Siap Jadi Lumbung Pangan Perikanan IKN Nusantara
“Saat ini masalah utama kita berada di bottleneck. Ketika ingin ke konsumen, menjadi masalah karena SPBU terbatas. Investor kurang tertarik menanamkan modal untuk membangun SPBU,” ujarnya.
Faktor lainnya, maraknya pengetap yang menjual kembali Pertalite secara eceran. Dengan mengambil untung dari selisih harga di SPBU resmi dan harga eceran yang dijual ke masyarakat.
Apalagi banyak pengetap diduga beralih menggunakan mobil pribadi untuk menjalankan aksinya. Praktis, SPBU sulit untuk mendeteksi para pengetap.
“Kami lagi mencari dasar aturannya karena mereka sekarang banyak modus baru, menggunakan motor dan mobil pribadi yang sebenarnya tidak ada dasar aturan penindakan,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Mudik Lebaran 2025 Nyaman, Berikut Deretan Rest Area Berfasilitas SPBU di Tol Trans Jawa
-
Tiba-tiba Turun, Daftar Harga BBM Pertamina di SPBU Seluruh Provinsi Indonesia
-
SPBU Ciceri Serang Diduga Jual Pertamax Oplosan, Ojol Keluhkan Kerusakan Kendaraan
-
Pertamina Retail Berbagi Energi Kebaikan di 173 SPBU COCO
-
Pertamina Gelar Program Mengaji Berhadiah Voucher BBM di SPBU, Begini Caranya
Terpopuler
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Lisa Mariana Pamer Foto Lawas di Kolam Renang, Diduga Beri Kode Pernah Dekat dengan Hotman Paris
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Chat Istri Ridwan Kamil kepada Imam Masjid Raya Al Jabbar: Kami Kuat..
Pilihan
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
-
Cerita Trio Eks Kapolresta Solo Lancarkan Arus Mudik-Balik 2025
Terkini
-
BBM Diprotes Warga, Rudy Masud Ngintip Isi Tangki SPBU
-
Efek THR dari Pemprov Kaltim: Kunjungan Museum Mulawarman Melonjak 50 Persen
-
12.950 Warga Kunjungi KIPP IKN dalam Sehari, Antusias Lihat Proyek Ibu Kota Baru
-
2.000 Warga Bontang Dapat Kesempatan Kuliah Gratis, Program Dimulai September
-
PW KAMMI Kaltimtara Desak Investigasi Dugaan BBM Oplosan di SPBU Samarinda