Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 30 Januari 2024 | 18:15 WIB
Upacara Adat Belian Bawo, ritual usir penyakit ala Suku Dayak Benuaq. [Ist]

SuaraKaltim.id - Upacara adat Belian Bawo merupakan upacara adat yang berasal dari suku Dayak Benuaq di Kalimantan.

Upacara ini merupakan ritual adat untuk mengobati orang sakit atau mengusir penyakit yang sudah lama dikenal oleh masyarakat suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur.

Jadi bisa dikatakan upacara belian bawo adalah sejenis upacara pengobatan untuk orang sakit.

Dari asal katanya, belian bawo berasal dari kata "belian" yang berarti cara penyembuhan orang sakit, sedangkan kata "bawo" berarti bukit atau gunung.

Baca Juga: Apa Itu Kelentangan? Musik Tradisional Khas Suku Dayak Benuaq

onon tradisi awal pengobatan ini berasal dari Kalimantan Tengah, lalu menyebar ke kalangan Suku Dayak Benuaq di daerah Lingau, Bentian, Kabupaten Paser, Kecamatan Damai, Muara Lawa, Muara Pahu.

Bahkan akhirnya pengobatan tradisional ini tersebar di daerah-daerah Suku Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai.

Lantas dari mana asal muasal ritual adat belian bawo ini?

Dikutip dari buku Belian Bawo karya Yohanes Bonoh, catatan sejarah mengenai sejak kapan belian bawo ada tidak mudah didapat karena tidak adanya peninggalan berupa tulisan untuk menelusuri jalannya sejarah belian bawo.

Selain itu para ahli sejarah dan antropologi belum pernah mengadakan penelitian khusus mengenai belian bawo.

Baca Juga: Adat Pengantin Dayak Kanayatn, Dilarang Menikah dengan Kerabat Keluarga

Jadi, buku yang dapat dijadikan sumber datanya kurang lengkap. Hingga saat ini data tentang ritual adat ini diperoleh dari cerita turun temurun yang dituturkan secara lisan dari mulut ke mulut.

Tetapi ada beberapa pendapat terkait asal usul dari ritual adat belian bawo ini. Salah satunya cerita tentang perantara (pemeliaten) yang bernama Montir (Tama Riyab) yang mengemukakan tentang belian bawo.

Menurutnya, belian bawo berasal dari seorang yang bernama Janyan Liatn Ngentan. Tidak diketahui bagaimana dia bisa menjadi seorang pemeliatn.

Setelah Janyan Liatn Ngentan meninggal, orang-orang tidak tahu dan tidak pernah mengadakan upacara belian bawo lagi. Mereka tidak mempelajari tentang belian dari Janyan Liatn Ngentan.

Kemudian timbul tokoh belian bernama Japaq Pelulaq yang tiba-tiba jatuh ke dalam lobang saat berjalan-jalan di belakang lamin (kampung).

Ia keluar dari lobang itu sambil menyanyikan lagu belian bawo dan sambil menari-nari menuju lamin.

Orang-orang kampung yang melihatnya menjadi heran, menganggap tingkah laku Japaq Pelulaq seperti orang gila.

Setelah diselidiki, akhirnya diketahui bahwa lobang tempat Japaq Pelulaq jatuh adalah kuburan dari tokoh belian bawo yang bernama Janyan Liatn Ngentan. Sejak itu upacara belian bawo diadakan lagi.

Kontributor: Maliana

Load More