Dari informasi yang diterimanya, harga beras melambung diduga akibat kurangnya produksi beras. Kendati ia sendiri tak tahu pasti penyebab kenaikan ini. Sebab beras yang dijualnya diperoleh dari agen di bawah distributor awal beras.
‘’Katanya sih karena tidak ada panenan. Saya kurang tahu pastinya, yang jelas ambil sudah mahal memang harga,’’ ucap pemilik Toko Riam Samudra ini.
Seperti halnya Satriana, pembeli beras di kios milik Murni pun mengeluh soal tingginya harga beras. Lantaran beras merupakan kebutuhan pokok, warga kemudian mengurangi jumlah pembelian beras.
Sekarang warga hanya mampu membeli beras dalam jumlah 2 hingga 5 kilogram. Padahal dulu masih sanggup membeli dalam ukuran 10 kilogram bahkan 5 kilogram.
‘’Dulu beli sekarung, sekarang 5 kilo. Mengeluh pembeli, tapi kami bilang memang dari sananya mahal. Bahkan katanya (dari agen) akan naik terus ini. Cuma saya tidak tahu mau naik berapa,’’ tandasnya.
Kebutuhan Pokok Meroket, Gaji Stagnan
Kasmawati (46) yang bermukim di Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara, mengaku kenaikan harga beras ini sangat membebani keluarganya.
Katanya, harga kebutuhan barang pokok, terutama beras, mulai tak masuk akal. Pasalnya kenaikan ini tak diimbangi dengan kenaikan gaji pekerja.
‘’Terasa sekali lah buat warga kecil seperti kami ini. Naik semua barang, gaji masih segitu saja (tidak naik),’’ katanya ketika ditemui di kediamannya, Kelurahan Lok Tuan, Selasa (20/2/2024) siang.
Baca Juga: Hasil Hitung Cepat Pileg di Bontang, Wajah Lama Terganti yang Baru
Menurut perempuan yang akrab disapa Kase’ ini, bila pemerintah tak sanggup mengontrol laju kenaikan harga kebutuhan pokok, maka yang paling dirugikan tentu saja masyarakat dengan pendapatan rendah.
Seperti namanya, kebutuhan pokok, terutama beras, mau tak mau harus dibeli warga. Bila harga mahal namun pendapatan minim, mereka terpaksa harus mengurangi konsumsi.
‘’Namanya beras harus kami beli, karena tiap hari kami makan. Karena tidak sanggup beli banyak, ya dikurangi belinya,’’ ungkapnya.
Selain beras, barang kebutuhan pokok lain pun juga mengalami kenaikan. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar kondisi tak berlangsung lama.
‘’Turunkan harganya atau naikkan harga gaji. Kalau kondisinya begini terus, kasian kami yang kecil-kecil ini,’’ tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
CEK FAKTA: Benarkah Jurnalis CNN Dapat Hadiah Supercar dari Presiden Prabowo?
-
CEK FAKTA: Klaim Pasukan TNI Ikut Sumud Flotilla ke Gaza Ditegaskan Hoaks
-
CEK FAKTA: Klaim Plat Aceh Dirazia karena Pelabuhan Penang
-
CEK FAKTA: Kemenag Bantah Program Hibah Rp 250 Juta sampai Rp 1 Miliar
-
PPU Siapkan Dapur MBG Bebas Limbah untuk Dukung Konsep Green City IKN