SuaraKaltim.id - Upacara adat Beliant Bawo menjadi salah satu ritual adat dari suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur (Kaltim) yang masih dilestarikan hingga kini.
Upacara ini merupakan ritual adat untuk mengobati orang sakit atau mengusir penyakit yang sudah lama dikenal oleh masyarakat suku Dayak Benuaq.
Jadi bisa dikatakan upacara belian bawo adalah sejenis upacara pengobatan atau penyembuhan untuk orang sakit.
Dari asal katanya, belian bawo berasal dari kata "beliant" yang berarti cara penyembuhan orang sakit, sedangkan kata "bawo" berarti bukit atau gunung.
Konon tradisi awal pengobatan ini berasal dari Kalimantan Tengah, lalu menyebar ke kalangan Suku Dayak Benuaq di daerah Lingau, Bentian, Kabupaten Paser, Kecamatan Damai, Muara Lawa, Muara Pahu.
Bahkan akhirnya pengobatan tradisional ini tersebar di daerah-daerah Suku Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai.
Jadi pengertian belian bawo adalah jenis upacara pengobatan orang sakit yang awalnya berasal dari daerah suku Dayak Bawo (Bawo Adang).
Sedangkan orang yang melakukan upacara atau perantara di dalam bahasa suku Dayak Benuaq disebut pemeliatn.
Fungsi diadakannya belian bawo sendiri adalah untuk menyelidiki apa yang menyebabkan penyakit dan menyembuhkan orang sakit.
Contohnya adalah apabila seseorang jatuh sakit, maka pemeliatn tidak pernah langsung mencari apa penyakitnya, melainkan menyelidiki terlebih dahulu apa yang menyebabkan penyakit.
Baca Juga: Sejarah Keunikan Suku Dayak Wehea yang Anggap Padi Jelmaan Manusia
Baru kemudian ia mengusahakan penyembuhannya dari 'pasien' tersebut, biasanya kalau penyakit itu disebabkan oleh marahnya makhluk-makhluk halus, maka penyembuhan dilakukan dengan memohon maaf kepada makhluk-makhluk tersebut.
Permohonan maaf tersebut bisa dilakukan dengan memberikan saji-sajian dan pemujaan-pemujaan kepada mereka.
Demikian pula bila penyakit disebabkan oleh keseimbangan magis yang terganggu seperti kesalahan dalam pelaksanaan sesuatu upacara, maka hal itu harus diimbangi dengan penghapusan dosa.
Meski zaman sudah modern seperti saat ini, praktik melakukan upacara adat sebagai proses penyembuhan masih dipercaya oleh masyarakat.
Dahulu, adat Belian Bawo ini kerap dilakukan karena masyarakat di zaman dahulu masih sangat erat mempercayai soal tradisi berdasarkan keagamaan.
Kepercayaan yang dipercaya masyarakat itu antara lain pemujaan kepada roh nenek moyang, kepada setiap benda baik benda hidup maupun benda mati mempunyai jiwa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Proyek Rp 200 Miliar Ditunda, Bontang Kuala Dapat Prioritas Polder
-
Hadapi IKN, Pemkab PPU Ajukan Pemekaran Dua Kecamatan
-
Digitalisasi Layanan Publik: Sakti Gemas Hadir di Kalimantan Timur
-
Pulau Miang Lirik Wisata Hiu Paus, Magnet Baru Bahari Kutim
-
Menjaga IKN, Pemkab PPU Tegas Tertibkan Tambang Galian C Ilegal