SuaraKaltim.id - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kalimantan Timur (Kaltim) (Kaltim) mengusung program Rumah Produksi Bersama dalam upaya mengoptimalkan hilirisasi potensi sumber daya alam (SDA) di provinsi ini.
Hal itu disampaikan Kepala Disperindagkop Kaltim, Heni Purwaningsih belum lama ini. Dia menyebut, program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi unggulan daerah dan memperkuat posisi pelaku usaha di Benua Etam.
Dia menjelaskan, Rumah Produksi Bersama melibatkan kelembagaan koperasi. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipacu untuk membentuk kelembagaan yang memperkuat posisi tawar mereka dalam perdagangan komoditas atau produk unggulan daerah.
"Kerja sama dengan badan usaha lain dan kolaborasi dengan pelaku usaha lainnya menjadi fokus program ini. Dengan kelembagaan koperasi, pelaku usaha dapat mengatasi masalah permodalan dan kapasitas," ujar Heni, melansir dari ANTARA, Minggu (28/04/2024).
Dia menuturkan, berbagai komoditas lokal Kaltim, seperti cokelat, kakao, dan jagung bisa diolah lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah.
Heni juga menyoroti potensi limbah-limbah perikanan. Limbah kepala udang dan ikan yang selama ini dibuang memiliki potensi besar jika diolah menjadi tepung ikan sebagai konsentrat pada pakan peternakan. Begitu pula jagung yang juga bahan dasar pakan ternak.
Pengembangan industri hilirisasi komoditas ikan dan jagung dalam pengolahan pakan ternak, tentu memacu para petani dan nelayan yang berperan dari hulu.
"Dengan begitu, petani jagung juga dapat bersemangat dalam memproduksi komoditi lokal," ucap Heni lagi.
Dia melanjutkan, Rumah Produksi Bersama diharapkan dapat memperkuat sektor ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada komoditi mentah. Program ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perdagangan dan membangun keberlanjutan ekonomi di Kaltim.
Baca Juga: Tak Ingin Bergantung Terus sama SDA, Hadi Mulyadi Mau Kaltim Punya Terobosan Baru
"Sektor perdagangan juga menjadi perhatian khusus, baik di pasar lokal maupun luar negeri," katanya.
Salah satu contoh adalah pengolahan minyak goreng. Dengan memproduksi minyak goreng secara lokal, itu berperan dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.
Menurutnya, pengolahan buah-buahan menjadi keripik dengan metode beku dan pengeringan tanpa minyak menjadi salah satu inovasi yang penting dikembangkan.
"Kami telah melihat kesuksesan keripik pisang ekspor dari Kaltim ke Singapura dan Swedia," sebutnya.
Selanjutnya, konsep galeri UKM yang segera diluncurkan Disperindagkop Kaltim, tidak hanya sebagai etalase, tetapi juga tempat sosialisasi dan acara, serta ajang memajukan citra produk lokal.
"Soft launching galeri UKM di Basuki Rahmat dan Samarinda dijadwalkan pada 26 Mei mendatang. Selain sebagai pusat oleh-oleh Kaltim, galeri ini menawarkan masakan khas Kalimantan, seperti nasi kuning dan soto banjar," lugasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
Terkini
-
128 Penyuluh Dikerahkan Kukar untuk Kawal Swasembada Pangan IKN
-
Unmul Klarifikasi Mahasiswa dalam Video 'Tunggangi Penyu' Derawan: Bukan Bagian Kegiatan KKN
-
Balikpapan Matangkan Lokasi Dapur MBG di Tiga Kecamatan Prioritas
-
Dukung IKN, Pemkab PPU Targetkan 60 Persen Warga Terlayani Air Bersih
-
Harga Beras Premium di Balikpapan Tembus Rp17 Ribu, Jauh di Atas HET