SuaraKaltim.id - Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman Purwadi menyebut langkah Pemerinta Kota (Pemkot) Bontang mendepositokan anggaran Rp600 miliar ke bank konfensional tidak menabrak regulasi. Kendati begitu, kebijakan ini justru bukan dikatakan sebuah prestasi.
Apalagi anggaran besar tersebut didapat hasil dana Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA). Anggaran SilPA bersumber dari pos belanja yang tidak terserap oleh pemerintah.
Purwadi mengatakan, seharusnya Pemkot Bontang dan DPRD bisa memaksimalkan anggaran besar itu agar produktif untuk masyarakat. Bukan justru disimpan dan hanya mendapatkan keuntungan kecil dari bank.
Belum lagi di Bontang sendiri masih banyak persoalan. Seperti daya beli masyarakat yang menurun, angka kemiskinan, dan pengangguran yang masih tertinggi secara presentasi di tingkat Kaltim.
Baca Juga: Rombongan Pemkot Bontang Disoraki Pedagang saat Monitoring Harga Pangan di Pasar Taman Rawa Indah
"Tidak salah memang Pemkot depositokan uangnya. Tapi itu bukan dinilai prestasi. Kann anggaran itu dari dana yang tidak terserap," ucap Purwadi, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (17/06/2024).
Lebih lanjut, Pemkot Bontang juga diminta untuk kreatif untuk meningkatkan kemandiri fiskal. Hingga saat ini pendapatan daerah Bontang masih ditopang dengan dana transfer pemerintah pusat.
SilPA yang Terus Meningkat
Kegagalan Pemkot Bontang memanfaatkan program dilihat dari angka SilPA disetiap tahunnya. Dari data yang diterima Klik Kaltim. Pada 2021 lalu SilPA mencapai Rp 300 miliar. Kemudian 2022 Rp 394 milar. Kemudian meningkat lagi Rp 400 miliar di 2023.
Sementara presentase PAD Bontang juga yang mengalami stagnansi diangka Rp 200 miliaran. Tren ini pun harus disikapi dengan sigap. Karena bisa saja Bontang mengalami defisit saat Pemerintah Pusat akan mengerem belanja daerah yang masih bergantung pada dana transfer.
Baca Juga: Jambret Ponsel Pelajar Terungkap, Pelaku Tukang Potong Ayam Butuh Uang Beli Sabu
"Pemkot Bontang harusnya biaa belajar dari pengalaman sebelumnya. Di mana sempat defisit dan APBD hanya mencapai Rp 900 miliar. Tidak seperti saat ini yang angkanya hampir Rp 3 Triliun tapi justru tidak dimanfaatkan dengan baik," sambungnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
Transformasi Desa di Kaki Gunung Merapi: Pariwisata Alam dan Agrikultur Jadi Andalan
-
Saldo DANA Kaget Rp 404 Ribu Cair Siang Ini! Gak Perlu Kerja, Cukup Klik Link
-
Cek 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Auto Ditransfer ke Dompet Digitalmu
-
Minggu Ceria, Buka 3 Link DANA Kaget Hari Ini buat Traktir Keluarga
-
Kumpulan 8 Link DANA Kaget Terbaru, Buruan Klaim Saldo Gratis Sebelum Terlambat!