SuaraKaltim.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang mengaku sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Basri Rase terkait hasil kontrak pengadaan seragam batik dengan perusahaan asal Kota Malang. Kepala Disdikbud Bontang Bambang Cipto Mulyono mengatakan, secara regulasi pengadaan barang dan jasa tidak ada yang dilanggar.
Ia menyatakan, di dalam aturan pun tidak tertuang soal penggunaan penjahit lokal atau luar daerah. Namun, perusahaan penyedia mampu memenuhi kualifikasi dalam E-Katalog.
Semisal, terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), standar satuan harga (SSH), dan kemampuan penyedia menyelesaikan proyek tepat waktu.
"Saya sudah laporan ke Pak Wali. Nanti kita akan juga ke bu Wakil. Sebenarnya proses kontrak sudah sesuai aturan. Kita sudah anjurkan pakai penjahit lokal," ucap Bambang, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (17/06/2024).
Baca Juga: Deposito Rp 600 Miliar, Pengamat Minta Pemkot Bontang Lebih Kreatif Kelola Anggaran
Lebih lanjut, penyedia pun diakui Bambang sudah dianjurkan untuk mensurvei penjahit lokal. Apakah bisa dihajit dan diselesaikan tepat waktu.
Faktanya kemampuan penjahit lokal masih belum bisa mengejar target belasan ribu seragam batik dengan waktu akhir Agustus.
Setelah itu penyedia memutuskan untuk semua seragam batik dikerjakan langsung di Malamg dengan alasan waktu dan harga yang sesuai.
Untuk diketahui, Pengadaan 33.370 batik kepada murid sekolah negeri dan swasta ini menelan anggaran Rp 12 miliar. Perusahaan asal Malang mendapat kontrak pekerjaan ini.
"Tidak ada aturan yang baku untuk mewajibkan pakai penjahit lokal. Yang terpenting itu penyedia mampu menyelesaikan kontrak sampai Agustus," jelasnya.
Baca Juga: Aroma Busuk Sampah di Pattimura Bontang Buat Pengguna Jalan Terancam, DLH Beri Efek Jera
Bambang juga menjelaskan dalam skema E-katalog juga tidak ada intervensi apapun. Semua berjalan mulai dari tawar menawar dan proses jaminan menyelesaikan proyek dengan waktu yang sudah ditentukan.
Ia beranggapan semua penjahit lokal memang sanggup mengerjakan. Kendati begitu Pemkot Bontang tidak bisa bermain-main dalam proyek menggunakan uang negara.
"Kalau ditanya penjahit lokal pasti sanggup. Tapi kan yang bisa kerjakan tepat waktu tidak banyak juga yang bisa. Makanya penyedia lapor kekami untuk semua dikerjakan langsung di Malang biar tidak ada denda keterlambatan," terangnya.
Di akhir, pada masa kepemimpinan Basri dan Najirah baru lah wacana pemberdayaan penjahit lokal berlangsung. Meski tidak dapat seragam batik.
Sekitar 200 penjahit lokal mendat pembagian membuat seragam sekolah baik untuk SD dan SMP. Mereka dikoordinir oleh Yulia Training Center.
"Penjahit lokal dapat juga mengerjakan seragam sekolah SD dan SMP. Yulia Training yang koordinir," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Termasuk Lawan Montenegro, Ini Jadwal Timnas Indonesia di Piala Dunia Sepak Bola Mini
-
Hati-hati Timnas Indonesia, Alex Pastoor Masuk Daftar Calon Pelatih Ajax Amsterdam
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
Terkini
-
Daftar 10 Link DANA Kaget Terbaru, Buruan Cek Nomor HP Kamu, Siapa Tahu Beruntung!
-
Siap Jadi Kota Masa Depan, IKN Gaet Developer Swasta
-
Bagi-bagi DANA Kaget, Klaim 3 Linknya yang Bernilai Ratusan Ribu Rupiah
-
Begini Cara Klaim Saldo DANA Kaget untuk Lunasi Cicilan Harian
-
Pemkot Samarinda Terapkan Parkir Berlangganan, Rp 1 Juta per Tahun untuk Mobil