SuaraKaltim.id - Menjelang kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kalimantan Timur (Kaltim), sejumlah Relawan Kotak Kosong melakukan aksi deklarasi penolakan kotak kosong di Taman Makam Pahlawan, Jalan Harmonika, Samarinda, Sabtu (03/08/2024) kemarin.
Aksi ini diikuti oleh 11 peserta yang mengenakan baju berwarna hitam, bertuliskan "Kotak Kosong", dengan tujuan menolak terjadinya peristiwa tersebut dalam Pilkada di November nanti.
Alasannya, fenomena tersebut dinilai menjadi tanda kemunduran demokrasi dan kegagalan kaderisasi partai politik (Parpol) di Kaltim. Hal itu disampaikan Edi Susanto selaku Humas Relawan Kotak Kosong.
"Kalau kotak kosong benar terjadi, berarti ini kemunduran demokrasi di Kaltim. Parpol yang seharusnya menghadirkan kader-kadernya untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah, jadi tidak berjalan," jelasnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (04/08/2024).
Relawan Kotak Kosong bertujuan menjadi wadah aspirasi masyarakat Kaltim. Usai deklarasi, mereka berencana memperluas jaringan relawan untuk mendukung gerakan kotak kosong ini.
"Kami akan membuat relawan ini semakin besar lagi," ucapnya.
Saat ini, ada dua parpol yang memengaruhi kemungkinan kotak kosong di Pilgub Kaltim, yakni PDIP dan Demokrat.
Untuk diketahui, pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji sementara ini memiliki dukungan dari 44 kursi parpol, sementara pasangan petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi belum mendapatkan dukungan dari parpol mana pun.
Jika PDIP atau Demokrat memilih mendukung Rudy Mas'ud-Seno Aji, maka Isran Noor-Hadi Mulyadi tidak memenuhi syarat untuk melaju ke Pilgub Kaltim.
Baca Juga: Rusianto Dicalonkan oleh DPC Gerindra Berau untuk Pilkada November 2024
"Apabila kotak kosong terjadi, kami siap menjadi relawan kotak kosong, mengawal suara rakyat yang memilih kotak kosong dan jangan sampai dicurangi," tegas Edi.
"Masa banyak partai politik, tapi cuman bisa menghadirkan satu calon saja," tambahnya.
Selain kotak kosong, Edi bersama relawan lainnya juga dengan tegas melakukan perlawanan dugaan politik dinasti yang terjadi di Kalimantan Timur.
"Jangan sampai politik dinasti terjadi di Kaltim, apalagi mau ada IKN disini. Cukup di Banten saja," tutur Edi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Pelajar dan Mahasiswa, Harga Mulai 18 Ribuan
-
5 Link DANA Kaget untuk Tambahan Belanja, Saldo Rp397 Ribu Langsung Cair
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser