SuaraKaltim.id - Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Hadi Saputro mengungkapkan, pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan daerah PPU.
Peningkatan ini terutama didorong oleh maraknya transaksi jual beli tanah di wilayah yang terdampak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku dan Penajam. Lonjakan harga tanah di wilayah tersebut juga memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan pajak daerah.
"Saat ini, ada sembilan jenis pajak daerah yang kami kelola, seperti pajak restoran, hiburan, galian, pajak air walet, pajak listrik, BPHTB, dan PBB," ujar Hadi Saputro, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Jumat (11/10/2024).
Di antara jenis-jenis pajak tersebut, BPHTB merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan daerah, terutama sejak pembangunan IKN mulai berjalan.
Lonjakan harga tanah yang signifikan di Sepaku dan Penajam telah memicu banyak transaksi properti, yang secara langsung berdampak pada peningkatan pendapatan dari BPHTB.
"Pajak BPHTB adalah yang paling besar kontribusinya, terutama karena banyak transaksi jual beli tanah terkait dengan pembangunan IKN," jelas Hadi.
Fenomena ini tidak hanya menggambarkan tingginya minat investor dan pengembang properti terhadap kawasan tersebut, tetapi juga menyoroti peran strategis BPHTB dalam mendukung pendapatan daerah.
Lonjakan harga tanah di Sepaku dan Penajam juga menjadi sorotan utama. Menurut Hadi, nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah di wilayah Sepaku mengalami kenaikan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir.
"Harga tanah di wilayah Sepaku dan Penajam mengalami lonjakan luar biasa. Dulu NJOP tanah di Sepaku bisa hanya Rp 3.000 per meter, sekarang tidak ada lagi yang di bawah Rp 100.000 per meter," paparnya.
Baca Juga: Di Berau, Jokowi Sebut Kebutuhan IKN Bisa Jadi Peluang Ekonomi Baru untuk Bumi Batiwakkal
Kenaikan harga tanah ini mencerminkan dampak besar pembangunan IKN terhadap ekonomi lokal, terutama dalam hal properti dan sektor pajak. Fenomena kenaikan NJOP ini tidak hanya berdampak pada pendapatan BPHTB, tetapi juga mengubah peta ekonomi wilayah PPU secara keseluruhan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Insentif Rp6 Juta per Hari Bakal Dipangkas Jika Dapur MBG Tak Sesuai Standar
-
Samarinda Bakal Buka Penerbangan Rute IKN-Malaysia di Februari 2026
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia