SuaraKaltim.id - Keberadaan warga Bontang yang masuk dalam kategori miskin ekstrim menjadi catatan merah dari akademisi. Kondisi kemiskinan ini kontradiksi dengan Kota Industri dan memiliki APBD yang besar.
Pengamat Sosial Universitas Mulawarman Sri Murlianti menilai keberadaan 149 warga miskin harus mendapat atensi khusus dari pemerintah dan stake holder terkait. Sejatinya, sebagai kota industri kesempatan kerja terbuka lebar.
Namun, fakta sosial hari ini justru sebaliknya. Menurut dosen Program Studi Pembangunan Sosial ini ada 2 hal yang perlu dilakukan pemerintah.
Pertama, soal pendidikan warga yang masuk kategori miskin ekstrem. Kedua, terkait pemberdayaan masyarakat bidang keterampilan.
Dengan pendidikan yang layak, Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki daya saing untuk masuk ke bursa tenaga kerja. Kemudian, dengan pemberdayaan wirausaha memberikan kesempatan bagi warga miskin untuk lebih sejahtera.
"Miris sekali. Ini kegagalan Pemkot Bontang. Pendidikan dan pemberdayaan keterampilan menjadi kunci utama masyarakat maju," ucap Sri Murlianti, dikutip dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (23/12/2024).
Seharusnya di tengah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bontang yang tembus Rp 3,3 triliun masyarakat bisa lebih diperhatikan.
Data kemiskinan ekstrem ini menunjukkan mereka adalah kelompok marjinal yang sangat rentan. Seperti dengan pendidikan rendah, perempuan, dan penyandang disabilitas.
"Seharusnya Pemkot memiliki program khusus pengetasan kemiskinan ekstrem. Mengingat APBD yang tinggi. Kelompok ini menjadi perhatian Utama, mendapatkan program khusus," tuturnya.
Baca Juga: 149 Jiwa di Bontang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Ekstrem
Program yang Harus Dijalankan
Pemerintah Kota Bontang harus membuat kajian detail analisis penyebab masyarakat miskin. Kemudian mulai memetakan program penanganan seperti misalnya kepastian pendidikan, ketrampilan, dan modal usaha.
Bagi yang modal usaha Pemkot Bontang juga harus memastikan akses pemasarannya. Lalu harus ada tim khusus dan memastikan program itu tepat serta berjalan.
Sepanjang program masih berjalan Pemkot harus kebutuhan dasar juga harus dibantu seperti pangan yang sehat.
"Contonya seperti biaya Pendidikan anak-anak dan fasilitas kesehatan di jamin. Untuk keluarga yang masih memiliki masalah dengan hunian layak dan sanitasi, pemkot wajib memberikan bantuan khusus, masa kota sekaya Bontang tak mampu," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
128 Penyuluh Dikerahkan Kukar untuk Kawal Swasembada Pangan IKN
-
Unmul Klarifikasi Mahasiswa dalam Video 'Tunggangi Penyu' Derawan: Bukan Bagian Kegiatan KKN
-
Balikpapan Matangkan Lokasi Dapur MBG di Tiga Kecamatan Prioritas
-
Dukung IKN, Pemkab PPU Targetkan 60 Persen Warga Terlayani Air Bersih
-
Harga Beras Premium di Balikpapan Tembus Rp17 Ribu, Jauh di Atas HET