SuaraKaltim.id - Pemanfaatan lahan pasca tambang untuk lumbung pangan menjadi salah satu strategi utama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) guna meningkatkan ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pangan, Ketahanan Pangan, dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana, yang memaparkan sejumlah program kerja dan capaian Perangkat Daerah dalam agenda Jumpa Pers oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim di Crystal Ballroom, Hotel Mercure, Samarinda, Senin (23/12/2024).
Yana menjelaskan, reklamasi tambang dapat dimanfaatkan untuk menjadi lahan pertanian yang baik, sekaligus pemanfaatannya dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Reklamasi ini juga tentunya dapat memperbaiki ekosistem lingkungan disamping pemanfaatannya untuk pertanian.
"Lahan tambang memiliki peluang besar untuk budidaya pertanian. Yang utama adalah menjaga ekosistem dan mengembalikan kesuburan tanah melalui tanaman," jelasnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (24/12/2024).
Baca Juga: Ekonomi Kaltim Bertumpu pada Pengembangan Klaster Industri di IKN, Kok Bisa?
Tanaman dengan perakaran panjang dan berkambium cocok untuk lahan reklamasi. Tanaman ini dinilai mampu memperbaiki struktur tanah sekaligus menjaga sirkulasi air, sehingga mendukung produktivitas lahan untuk persiapan pangan Kaltim.
Dalam persiapan lumbung pangan untuk mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN), Yana menekankan produksi bahan pangan lokal seperti sayur-sayuran segar sangat diperlukan oleh daerah lokal. Produksi ini dianggap lebih efisien dibandingkan mendatangkan bahan pangan dari luar daerah.
"Sayuran segar harus bisa dihasilkan secara mandiri di Kaltim. Sehingga tidak lagi bergantung dari luar daerah," katanya.
Selain itu, Pemerintah menargetkan swasembada pangan di Kaltim pada tahun 2026, namun terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti kondisi kualitas tanah yang kurang baik. Pengelolaan tanah ini membutuhkan perlakuan khusus, termasuk penggunaan pupuk organik berkualitas tinggi yang harganya relatif mahal.
"Tanah di sini memerlukan perlakuan khusus. Kesegaran bahan pangan sangat bergantung pada kualitas tanah, yang sayangnya cukup menantang untuk dikelola," pungkasnya.
Baca Juga: Longsor dan Terbelah Dua, Jalan Poros Menuju IKN Tak Bisa Dilintasi Kendaraan Berat
Berita Terkait
-
Bak Lupa Janji, Jokowi Belum Kunjung Tiba di IKN Usai Lengser
-
WhatsApp Tidak Lagi Mendukung HP Android Lama Mulai 1 Januari 2025
-
Investasi IKN Demi Selamatkan Wajah Jokowi? Ini Tanggapan Menohok Basuki Soal Pengakuan Aguan
-
IKN Buka Lowongan Kerja: Lulusan SMP-S1 Bisa Melamar
-
Kaleidoskop 2024: ASN Molor Pindah, Beda Jokowi dan Prabowo soal Ngantor di IKN
Terpopuler
- Gibran Terciduk Ulangi Kesalahan Penggunaan 'Para', Warganet: Beneran Nggak Ngerti atau Sengaja?
- Koh Dennis Lim Bicara soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal, Satu Suara dengan Ustaz Felix Siauw
- Janji Anies Tarik Pajak 100 Orang Terkaya Dibandingkan dengan Kenaikan PPN, Warganet: Udah Dispill Caranya...
- Tuntut Fadli Zon Buntut Kontroversi Lukisan Yos Suprapto, Rocky Gerung Ungkit soal Ketakutan
- Total Kekayaan Fadli Zon, Disebut Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan!
Pilihan
-
Gua Natal dari Limbah Botol Plastik diGerejaSanto Yusup Magelang: Kelahiran Yesus yang Sederhana
-
Drama di Lapangan Lumpur: Indonesia vs Belanda di Natal 1947
-
Review Dongker Beats: Game Ritme Menarik Penghilang Gabut
-
Orang Dalam Bongkar Lokasi Hasto Kristiyanto Pasca Jadi Tersangka KPK
-
Terungkap! Ini Kondisi Hokky Caraka Usai Disikut Pemain Filipina hingga Masuk RS
Terkini
-
Penerimaan Pajak Kalimantan Timur dan Utara Capai 87% Target, PPh Non-Migas Dominasi
-
Penghormatan untuk Awang Faroek: Jalan Tol Balsam Diusulkan Berganti Nama
-
Karena Longsor, Jalur ke IKN Terbelah Dua, Jembatan Darurat Jadi Solusi Sementara
-
Akhir Tahun, Pasang Laut di Kaltim Berpotensi Ganggu Aktivitas Ekonomi dan Pesisir
-
Dari Bekas Tambang ke Lumbung Pangan: Inovasi Pemprov Kaltim Mendukung IKN