SuaraKaltim.id - Sekretaris Komisi I DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin menyoroti soal tragedi pembunuhan Muara Kate di Paser, yang sampai saat ini belum menemukan titik terang. Menurutnya, proses hukum dalam kasus tersebut harus berjalan dan ditegakkan.
Salehuddin menyebut, beberapa pihak yang terlibat dalam penyelesaian kasus Muara Kate, seperti kepolisian, pemerintah setempat, harus mengambil langkah tegas secepatnya. Terlebih, salah satu korban adalah tokoh masyarakat.
"Proses hukum harus berjalan. Jangan sampai kasus ini perlahan mulai menghilang," sebutnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (09/01/2025).
Ia menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada para korban. Salehuddin mengatakan perlu ada antisipasi agar tragedi tersebut tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
Baca Juga: Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
Tidak hanya itu, kerukunan antar kalangan masyarakat juga diperlukan, untuk saling menjaga kondusifitas.
"Yang harus kita jaga mulai sekarang ada kondusifitas antar suku, organisasi, dan setiap elemen masyarakat. Ini juga sebagai mengantisipasi adanya perpecahan di antara berbagai pihak," jelasnya pada Rabu (8/1/2025) di Kantor DPRD Kaltim.
Kasus Muara Kate juga masuk dalam pembahasan rapat komisi di DPRD Kaltim. Sebab, kasus tersebut menyangkut pada ranah penegakkan hukum.
"Ini kan masih transisi, jadi kedepannya berencana untuk memanggil stakeholder terkait, untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut," bebernya.
Kasus Muara Kate berawal dari penyerangan yang terjadi di Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, pada Jumat (15/11/2024). Terdapat dua korban dalam peristiwa tersebut. Pertama, korban yang meninggal dunia akibat penggorokan leher oleh orang tak dikenal yakni Rusel (60) dan korban selamat yakni Anson (55).
Baca Juga: Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Berita Terkait
-
Menkes Beri Penghargaan untuk Almarhumah Dokter Aulia, Korban Perundungan PPDS Anestesi Undip
-
Jokowi Masuk Daftar Tokoh Dunia Terkorup versi OCCRP: Fitnah atau Fakta?
-
Sekeluarga Tewas Diduga Terlilit Judol dan Pinjol, Abdullah PKB: Negara Jangan Tutup Mata
-
Liburan Berujung Maut: 3 Nyawa Melayang dalam Kecelakaan Pesawat di Australia Barat
-
Heboh! Habib Rizieq Desak Prabowo Seret Jokowi ke Penjara Buntut Laporan OCCRP
Tag
Terpopuler
- Pemecatan Shin Tae-yong Dikaitkan dengan Gibran, Publik: Mending Ganti Wapres
- Denny Landzaat Blak-blakan Kritik Presiden Indonesia: Saya Ogah Semeja dengan Dia
- Ari Lasso Curigai Pemecatan Shin Tae-yong: Erick Thohir Pusing karena Dikelilingi...
- Bukannya Ikut Bahagia, Netizen Malah Sedih Lihat Tasyakuran 7 Bulan Kehamilan Mahalini
- Pesan Ayah ke Baim Wong Soal Paula Verhoeven Sebelum Meninggal: Baik Begini Susah Nyarinya
Pilihan
-
Shin Tae-yong Dicap Anti Diskusi, Denny Landzaat: Saya Mau Pemain Berani Speak Up
-
Pagar Laut 30 Km di Dekat PSN PIK2 Ternyata Tak Berizin, Menteri KKP Bakal Bongkar
-
Nilai Tukar Petani di Kaltim Naik Sepanjang 2024, Sektor Perkebunan Jadi Motor Utama
-
Rp 17 Ribu untuk Porsi MBG Pelajar Kaltim, Pengamat: Harusnya di Atas Rp 25 Ribu
-
Pemindahan ASN ke IKN Terhambat, Kemenpan RB Masih Perbarui Data Pegawai
Terkini
-
Nilai Tukar Petani di Kaltim Naik Sepanjang 2024, Sektor Perkebunan Jadi Motor Utama
-
Rp 17 Ribu untuk Porsi MBG Pelajar Kaltim, Pengamat: Harusnya di Atas Rp 25 Ribu
-
Pemindahan ASN ke IKN Terhambat, Kemenpan RB Masih Perbarui Data Pegawai
-
Larangan Pertamini dan BBM Eceran di Samarinda: Proses Penertiban Terhambat Administrasi
-
Tokoh Masyarakat Jadi Korban, Dewan Kaltim Desak Aparat Tuntaskan Kasus Pembunuhan di Paser