SuaraKaltim.id - Curah hujan yang tinggi sepanjang akhir tahun 2024 menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas di Balikpapan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,11 persen pada Desember 2024, sementara inflasi bulanan (month-to-month/mtm) berada di angka 0,33 persen.
Sejumlah komoditas seperti ikan layang, tomat, kangkung, dan bayam menjadi penyumbang utama inflasi. Kondisi ini dipicu oleh gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem. Sebagai contoh, kebun kangkung di kawasan Sumber Rejo mengalami banjir yang menyebabkan gagal panen.
"Biasanya kangkung dari Sumber Rejo dijual Rp5-7 ribu per ikat, tetapi saat banjir, harganya melonjak hingga Rp8-12 ribu," kata Iqbal, salah satu pedagang sayur di Pasar Pandansari, dikutip dari ANTARA, Selasa (14/01/2025).
Di sektor perikanan, nelayan Balikpapan Timur mengaku enggan melaut saat hujan deras berlangsung sepanjang malam, sehingga pasokan ikan layang ke pasar pun berkurang.
Baca Juga: Harga Porsi MBG di Kaltim Dipatok Rp 17 Ribu, Tunggu Arahan Pusat untuk Penyesuaian
Selain itu, pengiriman tomat dari sentra pertanian di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sering mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk yang mengganggu pelayaran menuju Pelabuhan Semayang.
Namun, beberapa komoditas seperti tiket pesawat, sabun mandi cair, dan emas perhiasan mengalami penurunan harga, membantu menahan laju inflasi di Balikpapan.
Penurunan harga tiket pesawat selama musim liburan Natal dan Tahun Baru, yang merupakan kebijakan pemerintah, turut meredam tekanan inflasi.
Meski demikian, optimisme terhadap perekonomian Balikpapan tetap tinggi. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyebutkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 143 persen pada Desember 2024.
"Daya beli masyarakat tetap terjaga, terlihat dari peningkatan transaksi QRIS di Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU)," ujar Robi.
Ke depan, BI Balikpapan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus memantau potensi gangguan pasokan pangan serta dampak dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diperkirakan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Mereka berkomitmen menjaga inflasi pada rentang target nasional, yakni 2,5 persen ± 1 persen, di tengah tantangan yang ada.
Berita Terkait
-
Meroket, Harga Emas di Pegadaian Tembus Rp2 Juta per Gram
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
IHSG Diproyeksikan Masih Terperangkap di Zona Merah pada Perdagangan Hari Ini
-
Harga Emas Diprediksi Makin Menguat Seiring Perang Dagang AS dan China
-
Oli Mesin Tercampur Air, Musuh Tersembunyi di Balik Banjir
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
Terkini
-
Farid Nurrahman tentang Jembatan Mahakam 1: Jika Melewati Umur Strukturnya, Harus Dibangun Baru
-
64 Ribu Wisatawan Kunjungi IKN, Balikpapan Jadi Titik Transit Utama
-
Pertamina Gandeng Bengkel Resmi untuk Tangani Motor Berebet di Bontang
-
Tak Perlu Jauh-jauh, Liburan Seru Saat Long Weekend Bisa Dinikmati di Samarinda
-
Tahap II Pembangunan IKN Dimulai, Pemerintah Gelontorkan Rp 48,8 Triliun dari APBN