SuaraKaltim.id - Baru-baru ini seekor orangutan menjadi sorotan setelah terlihat berjalan kebingungan di area tambang batu bara yang berada di Kutai Timur (Kutim).
Dalam video yang beredar, orangutan yang terekam itu terlihat berjalan dengan lunglai dan kebingungan di area yang dahulu merupakan habitatnya.
Orangutan itu berjalan dengan perlahan di tengah area pertambangan menuju ke atas tebing.
Video kemudian berlanjut merekam orangutan yang berdiri memandangi area pertambangan itu dari atas tebing.
Baca Juga: Dihantui Debu, Bising, dan Longsor: Warga Sanga-Sanga Menjerit di Tengah Gempuran Tambang
Netizen yang membagikan video pun menulis keterangan "Pov: Kehilangan Rumah" yang artinya orangutan yang memandangi area pertambangan itu saat ini kehilangan "rumahnya".
Adapun, habitat asli dari orangutan adalah hutan-hutan di Pulau Kalimantan yang kini beberapa areanya dibabat menjadi area tambang.
Tidak sendiri, rupanya dalam video juga terekam beberapa pemuda yang merupakan warga lokal tengah melihat area tambang yang dahulunya merupakan hutan.
Para pemuda itu terlihat berdiri memandangi orangutan yang berjalan menyusuri area tambang itu, satu di antaranya pun melambaikan tangan ke arah orangutan.
Untuk diketahui, orangutan itu berada di sekitar area operasional Kaltim Prima Coal (KPC) di Simpang Perdau, Kutim.
Baca Juga: UMKT dan Pemprov Kaltim Bersinergi Atasi Stunting dan Krisis Lahan Bekas Tambang
"Orangutan yang diduga berada di tambang PT KPC, Kutai Timur. Kera besar itu tampak kebingungan melihat kondisi yang dulu habitatnya kini bersalin menjadi tambang batu bara," tulis akun @EsTeh__28, dikutip pada Selasa (11/03/2025).
Netizen yang melihat kejadian tersebut pun merasa iba dan pedih lantaran hutan yang merupakan tempat tinggal orangutan itu dikeruk menjadi area tambang.
"Ini lho salah 1 kekayaan hayati hutan pak @RajaJuliAntoni, dimana nurani anda ketika mempunyai rencana membabat hutan berhektar hektar dengan dalih ketahanan pangan dll," tulis netizen kesal.
"meskipun cerdas Orang Utan adalah salah satu primata yg rentan terhadap perubahan, mereka butuh waktu 8 th atau bahkan lebih hingga mampu hidup mandiri. Sedikit saja habitatnya berubah tentu akan berdampak besar terhadap kelangsungan hidupnya. We lose them at our peril. How sad," jelas netizen ikut merasa sedih.
"zalimnya pemerintah. memang pantasnya cuma hukuman akhirat bagi para pembabat2 hutan ini," tambah netizen.
"udh rumah warga digusur padahal punya sertifikat eh rumah hewan yang dilindungi pun digusur.. ga ngerti lagi sm pemerintah bener2 mentingin diri sendiri. ntar klu udh ada bencana alam baru pada sadar," geram netizen.
Cuitan akun @EsTeh__28 itu bisa dilihat di sini.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
Pilihan
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
-
Perbandingan Spesifikasi iQOO Z10 vs Infinix GT 30 Pro, Duel HP Gaming 4 Jutaan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Here We Go! Ole Romeny Cs Main di Piala Presiden 2025: Ini Jadwalnya
Terkini
-
Saldo DANA Kaget Siap Dibagikan! Klaim Sekarang Lewat 5 Link Ini, Berkesempatan Dapat Rp449 Ribu!
-
5 Link DANA Kaget Terbaru Berhadiah Saldo Gratis Ratusan Ribu, Jangan Sampai Terlambat!
-
7 HP Murah Anti Air dan Tahan Banting Juni 2025, Mulai Rp 1,5 Juta dan Desain Stylish!
-
Harga Tak Sesuai HET, Elpiji 3 Kg Dijual Hingga Rp 40 Ribu di Samarinda
-
Skema PJLP dan Bantuan Modal Jadi Opsi Pemkot Bontang untuk Honorer Pasca-Penghapusan