SuaraKaltim.id - Suasana malam yang tenang di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bontang tiba-tiba pecah oleh jeritan kesakitan.
Lolongan suara mengaduh terdengar dari dalam sel isolasi yang dikenal dengan istilah "Kandang Macan".
Sel ini merupakan tempat bagi narapidana yang dianggap bermasalah, di mana mereka diduga mengalami tindakan kekerasan oleh petugas.
Salah satu penghuni sel tersebut adalah Daus, seorang narapidana yang dikabarkan sempat mendekam hampir dua pekan di sana sebelum akhirnya meninggal dunia.
Sumber KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, menyebut, Daus masuk ke sel isolasi setelah ketahuan memesan sabu-sabu dari luar penjara.
Posisi "Kandang Macan" berada terpisah dari blok narapidana lainnya, tak jauh dari pos penjagaan. Para narapidana yang ditempatkan di sana dikabarkan mengalami perlakuan kasar, termasuk pemukulan oleh petugas.
Dugaan Penyiksaan dan Kematian Daus
Kepala Lapas (Kalapas) Bontang, Suranto, tidak secara tegas membantah atau membenarkan dugaan adanya kekerasan yang dialami Daus.
"Itu masih dugaan, Mas," ungkapnya, disadur dari sumber yang sama, Rabu (12/03/2025).
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 11 Maret 2025
Sebelum meninggal dunia, Daus sempat mendapatkan perawatan di klinik Lapas Bontang karena mengalami luka-luka.
Namun, kondisinya memburuk pada Senin (10/03/2025) dini hari, sehingga harus dirujuk ke RSUD Bontang. Sayangnya, setelah beberapa jam dirawat, nyawanya tidak tertolong.
Berdasarkan hasil visum, Daus dinyatakan meninggal akibat infeksi pada organ dalam, seperti hati, ginjal, dan paru-paru.
Namun, pihak keluarga meragukan hasil tersebut dan meyakini bahwa Daus meninggal akibat penyiksaan yang dialaminya selama di sel isolasi.
Kalapas Bontang, Suranto, menegaskan bahwa penyebab kematian Daus adalah penyakit Tuberkulosis.
Pernyataan ini diperkuat dengan informasi dari keluarga yang menyebut bahwa Daus memang memiliki riwayat asma.
"Pas dibawa ke RSUD itu masih sadar. Sejak dini hari pukul 02.00 WITA dibawa ke RSUD, baru meninggal pukul 06.30 WITA," tambahnya.
Kronologi Masuknya Daus ke Sel Isolasi
Daus tidak sendirian di dalam "Kandang Macan." Ia berada bersama seorang rekannya yang juga masuk ke sel tersebut sejak 21 Februari 2025.
Keduanya diamankan karena diduga terlibat dalam upaya penyelundupan sabu-sabu ke dalam Lapas. Barang haram itu disebut-sebut berhasil masuk melalui seorang oknum Tahanan Pendamping (Tamping).
Tamping adalah narapidana yang diperbantukan oleh petugas Lapas dan memiliki keleluasaan untuk keluar-masuk berbagai area dalam penjara.
Keberadaan mereka sering kali disalahgunakan untuk berbagai tindakan ilegal, termasuk dugaan penyelundupan barang terlarang.
Klarifikasi dari Pihak Lapas
Kalapas Bontang, Suranto, memberikan klarifikasi bahwa Daus dan rekannya dimasukkan ke sel isolasi karena kedapatan menyimpan ponsel, bukan karena penyelundupan narkoba.
Meski demikian, ia tidak menampik adanya dugaan kekerasan terhadap Daus selama berada di dalam sel tersebut.
Pihaknya telah melakukan investigasi internal untuk mengusut dugaan keterlibatan petugas dalam tindakan kekerasan terhadap Daus.
Jika terbukti ada petugas yang melakukan kontak fisik secara berlebihan, Suranto memastikan mereka akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan.
"Kami terbuka. Kalau ada petugas terbukti melakukan kontak fisik, silakan diproses. Saya sudah peringatkan, tidak boleh ada unsur fisik dalam melakukan pembinaan," tegasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan di dalam Lapas yang kerap luput dari pengawasan.
Apakah kematian Daus benar murni akibat penyakit atau ada faktor lain yang mempercepat kondisinya? Publik menantikan langkah serius dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas peristiwa ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Kaltim Kirim Dokter Relawan ke Palestina, Bukti Komitmen Kemanusiaan Global
-
Kaltim Mulai Lepas Ketergantungan Batu Bara, UMKM Jadi Pilar Baru Ekonomi
-
Festival Sumpit di IKN: Tradisi Lokal, Ambisi Global
-
BPS: Garis Kemiskinan Kaltim Capai Rp 866 Ribu per Kapita
-
Maxim Minta Penjelasan Transparan soal Penyegelan Kantor di Kaltim