Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 15 Mei 2025 | 13:47 WIB
Wagub Kaltim, Seno Aji saat mengunjungi wilayah yang terdampak longsor. [kaltimtoday.co]

Bahkan, hujan yang terus turun sejak Selasa sore justru memperparah banjir.

"Untuk wilayah sawah di Kecamatan Samarinda Utara, memang di Kelurahan Lempake yang terparah," ujarnya, disadur dari ANTARA, Kamis, 15 Mei 2025.

Menurut Adung, sawah di Betapus, Girirejo, hingga Muang Ilir menjadi area paling terdampak.

Tanaman padi di sana dalam berbagai fase pertumbuhan—mulai dari bunting, keluar malai, hingga siap panen.

Baca Juga: Struktur Terowongan Aman, Longsor di Inlet Tak Ganggu Proyek Strategis Samarinda

"Bahkan, ada petani yang sudah memanen namun hasil panennya ikut terendam dan hanyut," ucapnya.

Wilayah Samarinda Utara sebenarnya memiliki target olah tanam seluas 210 hektare.

Namun, sekitar seperempatnya kini menghadapi ancaman gagal panen akibat banjir.

Situasi ini diperparah dengan minimnya jaminan perlindungan, seperti asuransi pertanian, yang prosesnya dianggap rumit dan tidak efektif saat dibutuhkan.

"Ini tanam yang kedua. Yang pertama waktu banjir yang bulan Januari 2025. Nah, setelah itu kami tanam kembali, lalu sudah mendekati panen kebanjiran lagi hari ini," keluh Adung.

Baca Juga: Perpustakaan Kaltim Terdampak Banjir, Buku Bacaan Anak Jadi Korban

Ia menyebutkan salah satu rekan petani bahkan telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 juta untuk mengolah lahan kurang dari dua hektare—modal yang kini hampir pasti lenyap.

Load More