SuaraKaltim.id - Meningkatnya jumlah hewan peliharaan di Kalimantan Timur rupanya membawa risiko kesehatan yang tak bisa diabaikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat sebanyak 1.334 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sepanjang 2025, angka yang memperkuat pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap rabies.
Hal itu disampaikan, Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, saat di Samarinda, Rabu, 21 Mei 2025.
"Angka ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan dini terhadap risiko penularan rabies. Sebanyak 391 kasus merupakan gigitan baru yang terjadi berdasarkan data akhir April 2025," ujar Jaya, dikutip dari ANTARA, di hari yang sama.
Sebagai respons cepat, Dinkes Kaltim telah memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada 1.205 korban gigitan.
Tak hanya itu, tujuh orang dengan risiko tinggi juga menerima Serum Anti Rabies (SAR) sebagai bentuk perlindungan tambahan.
Jaya menegaskan bahwa rabies adalah penyakit yang sangat mematikan namun juga sepenuhnya bisa dicegah jika ditangani dengan cepat.
“Pemberian VAR ini krusial untuk mencegah perkembangan virus rabies yang 100 persen fatal, namun 100 persen dapat dicegah,” katanya.
Meski sebagian besar kasus GHPR belum menunjukkan gejala rabies aktif, Dinkes mencatat satu hewan peliharaan dinyatakan positif rabies.
Sejauh ini, belum ditemukan laporan kematian akibat rabies di Kaltim.
Baca Juga: BBM Langka di Balikpapan, Kapal Tanker Dikonfirmasi Tiba Malam Ini
"Ini menunjukkan upaya pencegahan dan penanganan dini yang telah kita lakukan cukup efektif," kata Jaya menambahkan.
Sebaran kasus GHPR di Kaltim juga menunjukkan konsentrasi tertentu.
Balikpapan mencatat jumlah tertinggi dengan 361 kasus, jauh di atas Samarinda 225 kasus, Kutai Timur (Kutim) 152 kasus, dan Kutai Barat (Kubar) 164 kasus.
“Tingginya angka di Balikpapan ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan edukasi dan langkah-langkah pencegahan,” imbuh Jaya.
Jenis hewan yang paling sering menularkan rabies juga terpantau jelas.
Anjing menempati posisi tertinggi dengan 705 kasus, diikuti kucing sebanyak 588, lalu kera/monyet dengan 28 kasus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi Poco F8 Pro: Telefoto Periskop 50 MP, Ultrawide 8 MP
-
Nikmati Libur Nataru dengan Sensasi BBQ, Live Music, dan Atraksi Bertema Kalimantan
-
10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
-
Merosot Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp2,341 Juta per Gram
-
Keberadaan Pabrik Pengolahan Sawit di Kaltim Perkuat Rantai Pasok Nasional