Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 09 Juli 2025 | 16:57 WIB
Driver Ojek Online mendatangi Kantor Dishub Kaltim. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Ketegangan antara pengemudi ojek online dan aplikator kian memuncak.

Setelah batas waktu 1x24 jam yang diberikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk menghapus program promo hemat tak diindahkan, para driver kembali menagih komitmen pemerintah daerah.

Padahal, dalam rapat resmi yang mempertemukan perwakilan Pemprov, DPRD, aplikator, dan mitra driver, telah disepakati bahwa program hemat yang dinilai merugikan pengemudi harus segera dihentikan.

Hal itu diungkapkan Ketua Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), Ivan Jaya, Selasa, 8 Juli 2025 kemarin.

Baca Juga: Kaltim Catat Lonjakan Transaksi Digital, QRIS Naik 156 Persen

"Hasil keputusan dalam rapat tersebut adalah memberikan waktu 1x24 jam kepada seluruh aplikator untuk menghapus semua program hemat yang masih berjalan di aplikasi Gojek dan Grab. Program hemat yang dimaksud, antara lain slot, goceng, double order. Namun, sampai hari ini belum dihapus juga," ucapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 9 Juli 2025.

Ivan menilai sikap aplikator terkesan mengabaikan bahkan menantang pemerintah daerah.

Oleh karena itu, ia mendesak agar Pemprov tidak ragu menjatuhkan sanksi sebagaimana yang telah dibicarakan dalam forum resmi.

"Konsekuensinya jelas, mereka tidak mematuhi keputusan kemarin, maka tindakan tegasnya penutupan kantor aplikator. Para aplikator ini justru seperti menantang Pemprov," tegasnya.

Pihak Dinas Perhubungan Kaltim disebut sedang berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menyiapkan skema penindakan. Opsi penutupan kantor layanan aplikator masuk dalam pembahasan.

Baca Juga: Tenaga Surya Jadi Tulang Punggung Energi Bersih di Kaltim

"Kami masih menunggu konfirmasi dan surat perintahnya. Kalau nanti sudah ada instruksi resmi, akan kami informasikan lebih lanjut. Kami juga minta konfirmasi dari pihak Dishub terkait langkah-langkah apa yang akan diambil terhadap kedua aplikasi ini," sambung Ivan.

Meski belum ada keputusan final, para driver berharap langkah nyata segera diambil.

Bagi mereka, terlalu lama membiarkan aplikasi tak patuh hanya akan memperpanjang penderitaan para mitra di lapangan.

"Kami tunggu ketegasan dari pemerintah provinsi secepatnya mengenai sanksi yang akan diberikan," tuturnya.

Cek Kesehatan Gratis Dinkes Kaltim Diserbu Warga, Kukar Paling Antusias

Dalam rentang waktu satu bulan terakhir, sebanyak 49.110 warga Kalimantan Timur (Kaltim) memanfaatkan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang disediakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim.

Lonjakan ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular (PTM) yang kerap datang tanpa gejala.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, Senin, 7 Juli 2025, di Samarinda.

"CKG merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup masyarakat," ujar Jaya, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Menurutnya, pencegahan lebih baik daripada pengobatan, terutama untuk penyakit seperti hipertensi dan diabetes, yang seringkali tidak disadari hingga mencapai tahap serius.

"Masyarakat kerap tidak menyadari kondisi kesehatan mereka, bahkan merasa baik-baik saja, padahal berisiko tinggi terkena PTM," lanjutnya.

Upaya ini sejalan dengan data angka harapan hidup Kaltim yang kini menyentuh 74,7 tahun.

Namun, Jaya mengingatkan bahwa umur panjang harus dibarengi kualitas hidup yang baik, bukan sekadar angka.

"Penting untuk menjaga kesehatan sejak usia muda agar saat mencapai usia pensiun, kita tetap sehat dan aktif," tambahnya.

Dinkes Kaltim menilai investasi kesehatan tidak bisa ditunda, terutama di masa muda.

Pencegahan penyakit sejak usia produktif (remaja hingga 40 tahun) akan menentukan kualitas hidup saat memasuki usia lanjut.

"Aspek mental, seperti pengelolaan stres, juga tak kalah penting," tegas Jaya, mengingatkan bahwa kesehatan bukan hanya perkara fisik, tapi juga gaya hidup dan kestabilan emosional.

Layanan CKG terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.

Cukup dengan membawa KTP atau Kartu Keluarga, warga bisa memperoleh pemeriksaan kesehatan dasar secara cuma-cuma.

Mulai dari tekanan darah, gula darah, hingga indeks massa tubuh.

Adapun dari data yang dihimpun Dinkes, Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi daerah dengan tingkat partisipasi tertinggi dengan 22.132 peserta.

Disusul oleh Bontang (10.186), Paser (7.254), dan Samarinda (4.838).

Sementara itu, Balikpapan tercatat 2.615 orang, Kutai Timur (Kutim) 772, Kutai Barat (Kubar) 754, Penajam Paser Utara (PPU) 273, dan Mahakam Ulu (Mahulu) 22 orang.

Dengan tingginya partisipasi, program CKG kini bukan sekadar layanan kesehatan gratis, tetapi menjadi gerakan bersama menuju masyarakat Kaltim yang lebih sehat dan tangguh menghadapi tantangan penyakit kronis di masa depan.

Load More