SuaraKaltim.id - Bukan sekadar institusi pendidikan, Sekolah Rakyat Terintegrasi (SR) 24 Samarinda hadir sebagai ruang transformasi hidup bagi 100 pelajar prasejahtera di jenjang SMP dan SMA.
Dibuka perdana di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), sekolah ini dirancang layaknya rumah kedua, tempat para siswa dibekali bukan hanya akademik, tetapi juga kenyamanan emosional, mental, dan pembinaan karakter sejak hari pertama.
Hal itu disampaikan Kepala SR 24 Samarinda, Hasyim, Jumat, 25 Juli 2025.
“Dengan sistem asrama penuh, sekolah ini memprioritaskan kenyamanan dan kesiapan mental siswa sebelum memulai pembelajaran akademik formal,” ujar Hasyim, disadur dari ANTARA, Minggu, 27 Juli 2025.
Model pendidikan yang diterapkan jelas berbeda dari sistem reguler.
SR 24 tak langsung mendorong siswa ke kurikulum akademik, melainkan membangun pondasi relasional dan adaptif terlebih dahulu, mengingat mayoritas siswa datang dari lingkungan ekonomi sulit dan pengalaman hidup yang kompleks.
“Kami berbeda dengan sekolah umum. SR ini bersifat pendidikan berasrama. Yang ingin kami bentuk pertama kali adalah mereka tidak asing dulu dengan lingkungannya,” lanjut Hasyim.
Salah satu strategi kunci sekolah ini adalah penerapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dalam durasi lebih panjang dari biasanya: antara tiga minggu hingga tiga bulan.
Pendekatan ini diposisikan sebagai tahap penguatan psikososial sebelum masuk ke fase akademik.
Baca Juga: Rp 25 Miliar Digelontorkan, Sekolah Rakyat Penajam Siap Dukung IKN
“Pertanyaannya, mengapa MPLS waktunya sangat panjang? Karena ini adalah masa persiapan. Bagaimanapun, nanti kita akan bicara juga soal bagaimana pembelajarannya. Jadi di tiga bulan ini memang kita fokus persiapan dulu,” terang Hasyim.
Kebutuhan harian siswa selama masa pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. SR 24 memberikan makan tiga kali sehari, makanan ringan dua kali sepekan, serta delapan setel seragam gratis.
Ini menjadi bentuk konkret jaminan negara untuk memberi ruang tumbuh yang setara bagi siswa-siswa yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Di sisi lain, sistem pendampingan intensif menjadi tulang punggung sekolah ini.
Setiap 10 siswa mendapat bimbingan dari satu wali asuh yang bukan sekadar pengawas, melainkan figur pengganti orang tua.
Semua wali asuh dikoordinasi langsung oleh wali asrama untuk menjaga kesinambungan pola asuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
Kembali Garap Proyek Jalan di IKN, Waskita Karya Dukung Akses ke Area Yudikatif
-
IKN Dorong Perubahan Sosial: Rumah Tak Layak Huni di PPU Dapat Sentuhan Renovasi
-
Uji Coba Insinerator Ramah Lingkungan Samarinda Dimulai Desember 2025
-
Asrama Polri di Loa Janan Diselimuti Duka, Briptu A Ditemukan Meninggal Dunia
-
Benuo Taka Bersiap! Pemkab PPU Didik Generasi Energi untuk IKN