Denada S Putri
Selasa, 29 Juli 2025 | 18:47 WIB
Keluarga tahanan yang meninggal dunia saat melihat kondisi almarhum di kamar jenazah RSUD Bontang. [KlikKaltim.com]

Nur menegaskan pentingnya konsistensi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), utamanya dengan menerapkan gerakan 3M plus, yaitu: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bertelur nyamuk.

"Kami aktif kerjasama Dinkes untuk melakukan sosialisasi 3M kepada warga,” tambahnya.

Selain upaya teknis, ia juga mengajak warga untuk terlibat dalam gerakan sosial yang diinisiasi pemerintah kota, seperti program Jumat Bersih, sebagai bagian dari edukasi kolektif yang berbasis gotong royong.

Berdasarkan data sebaran kasus dari Dinkes Bontang, berikut rincian kasus DBD di Kecamatan Bontang Utara selama semester pertama 2025:

Bontang Kuala: 7 kasus (terbanyak pada Mei).
Bontang Baru: 8 kasus (menyebar merata Januari–Mei).
Api-Api: 12 kasus (puncak pada Januari dan Mei).
Gunung Elai: 4 kasus.
Loktuan: 14 kasus, dengan laporan konsisten setiap bulan.
Guntung: nihil kasus sejak Januari.

Kecamatan Guntung menjadi satu-satunya wilayah yang tercatat bebas DBD hingga pertengahan tahun, sesuatu yang bisa menjadi contoh dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat.

Dari Ribuan Jadi Ratusan: Tren Positif Malaria di Kaltim Terus Berlanjut

Tren penurunan kasus malaria yang signifikan dalam tiga tahun terakhir menjadi sinyal positif bagi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2027.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat bahwa berbagai intervensi yang dilakukan mulai menunjukkan hasil nyata.

Baca Juga: MBG Tiba di Bontang, 1.651 Siswa Terima Menu Bergizi Sejak Hari Pertama

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, saat ada di Samarinda, Selasa, 15 Juli 2025.

"Data terbaru memperlihatkan tren penurunan yang bagus, mendekatkan Kaltim pada target eliminasi malaria di tahun 2027," ujar Jaya, disadur dari ANTARA, Rabu, 16 Juli 2025.

Penurunan kasus ini merupakan hasil dari pelaksanaan program-program pencegahan dan penanganan secara luas dan terukur, menurut Jaya.

"Penurunan malaria ini merupakan buah dari berbagai program intervensi yang telah dijalankan secara masif, dan itu indikasi bahwa program-program pencegahan dan penanganan kita berjalan efektif,” tambahnya.

Laporan Sistem Informasi Surveilans Malaria (SISMAL) menunjukkan bahwa jumlah kasus malaria di Kaltim menurun drastis.

Dari 2.498 kasus pada 2023, turun 56 persen menjadi 1.096 kasus pada 2024.

Load More