Denada S Putri
Selasa, 19 Agustus 2025 | 21:22 WIB
Ilustrasi beras. [Ist]

SuaraKaltim.id - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menghadapi ujian serius dalam menjaga ketahanan pangan.

Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat mulai kesulitan menemukan beras di pasar tradisional maupun jaringan ritel modern.

Kelangkaan ini dirasakan di sejumlah kota besar seperti Samarinda, Balikpapan, hingga Kutai Kartanegara (Kukar).

Sejumlah pedagang mengaku tidak lagi menerima pasokan rutin dari distributor.

“Saya sudah keliling beberapa pasar, dan keluhannya sama, mereka tidak lagi dapat kiriman dari distributor,” ungkap Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dalam konferensi pers di Kantor Gubernur, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Selasa 19 Agustus 2025.

Situasi serupa juga terlihat di rak-rak minimarket besar seperti Indomaret dan Alfamart.

“Biasanya sehari bisa 3 hingga 5 kali distribusi, sekarang sangat berkurang,” tambah Rudy.

Distribusi Tertahan: Produksi dan HET Jadi Kendala

Erwin, distributor beras merek Sedap Wangi, mengungkapkan pasokan yang biasanya mencapai 400 ton per minggu kini merosot menjadi 100 ton.

Baca Juga: Gratispol Kaltim Belum Rampung, Unmul Minta Mahasiswa Sabar

Ia menilai waktu pengiriman dari Jawa yang mencapai 5–7 hari serta ketidakpastian terkait perubahan Harga Eceran Tertinggi (HET) membuat mereka berhati-hati.

“Kalau kami kirim dalam jumlah besar, lalu tiba-tiba HET turun, bisa rugi besar. Ini membuat kami harus lebih hati-hati,” ujarnya.

Distributor lain, Felix dari beras merek Kura-Kura, menyebut stok gudangnya masih sekitar 250–300 ton.

Namun, hasil inspeksi Satgas Pangan menemukan kualitas beras tidak sesuai standar premium.

“Sekarang kami sedang koordinasi dengan pabrik untuk pastikan kualitas sesuai ketentuan,” jelas Felix.

Sementara itu, Yandy (Tiga Mangga) dan Edho (Bondy) mengaku terkendala produksi.

Load More