Denada S Putri
Rabu, 17 September 2025 | 15:49 WIB
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud bersama sejumlah pejabat saat memegang foto Aji Galeng pada peresmian buku “Aji Galeng dari Paser Utara Penjaga Negeri Peletak Peradaban” di Gedung Otorita IKN. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, menegaskan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak dapat dipandang semata sebagai proyek modern, melainkan juga kelanjutan dari peradaban panjang yang telah berdiri di tanah Penajam Paser Utara (PPU).

Hal itu disampaikan Rudy saat meluncurkan buku “Aji Galeng dari Paser Utara Penjaga Negeri Peletak Peradaban” di Gedung Otorita IKN, Selasa, 16 September 2025.

“Kehadiran IKN tidak terjadi di ruang kosong. Ia berdiri di atas warisan peradaban yang telah ada sejak ratusan tahun lalu,” ujarnya disadur dari ANTARA, Rabu, 17 September 2025.

Menurut Rudy, sosok Aji Galeng—tokoh pemersatu Kesultanan Paser dan Kesultanan Kutai—adalah figur yang meletakkan fondasi kebersamaan di tanah yang kini menjadi pusat pemerintahan baru Indonesia.

Ia pun mengapresiasi Yayasan Aji Galeng dan Universitas Indonesia yang menghidupkan kembali jejak sejarah tersebut melalui karya tulis.

“Semoga akan lahir karya sejarah dari Kutai, Kota Bangun, hingga daerah lainnya agar kita semua tetap terhubung dengan akar peradaban,” katanya.

Bagi Rudy, peluncuran buku ini bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi juga momentum memperkuat jati diri masyarakat Kaltim.

“Kaltim kaya, beragam, dan setia pada NKRI. Semangat persatuan dan nilai sejarah harus kita jaga, terlebih di tengah pembangunan IKN menuju kota dunia,” tegasnya.

Ketua Yayasan Aji Galeng, Bambang Arwanto, menambahkan bahwa pengenalan kembali tokoh lokal seperti Aji Galeng diharapkan menjadi sumber inspirasi dalam membangun IKN.

Baca Juga: IKN Butuh SDM Unggul, Pemkab PPU Komitmen Sejahterakan Guru

“Dengan peluncuran buku ini, kita menggali sejarah tokoh lokal yang bisa memberikan spirit bagi pembangunan IKN, memupuk rasa patriot, cinta tanah air, dan membangun peradaban dengan semangat kebersamaan,” ucapnya.

Aji Galeng, lahir pada 1790 dari darah bangsawan Paser dan Kutai, dikenal sebagai panglima sekaligus pemimpin yang gigih mempertahankan kedaulatan wilayah Telake-Balik.

Ia memimpin perlawanan terhadap Inggris dan Belanda, serta berhasil menjaga kekayaan negeri, mulai dari kebun rotan hingga sarang burung walet di Toyu dan Sepaku.

Wafat pada 1882, Aji Galeng dimakamkan di Lembakan.

Meski jasadnya telah tiada, semangatnya kini dipandang sebagai simbol persatuan, penjaga negeri, sekaligus peletak dasar peradaban di kawasan yang menjadi IKN.

Peluncuran buku tentang Aji Galeng diharapkan menjadi pengingat bahwa pembangunan IKN tidak hanya tentang infrastruktur beton dan baja, melainkan juga penguatan identitas, warisan budaya, serta nilai luhur yang diwariskan para leluhur.

Load More