-
Efisiensi Anggaran – Fraksi PDIP DPRD Bontang mendukung pemangkasan kegiatan seremonial agar APBD lebih bermanfaat langsung bagi masyarakat.
-
Tantangan Dana Transfer – Pemangkasan Dana Transfer Umum (DTU) dari pusat menjadi beban besar bagi Bontang yang masih bergantung pada dana transfer.
-
Optimalisasi PAD – PDIP mendorong Pemkot meningkatkan PAD secara kreatif lewat BUMD dan potensi usaha, tanpa membebani masyarakat dengan pajak baru.
SuaraKaltim.id - Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) menekankan agar Pemerintah Kota Bontang lebih disiplin dalam penggunaan anggaran.
Salah satu langkah yang didukung adalah memangkas kegiatan seremonial yang dinilai tidak terlalu berdampak langsung bagi masyarakat.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Bontang, Winardi, menegaskan pemangkasan Dana Transfer Umum (DTU) dari Pemerintah Pusat menjadi tantangan besar bagi daerah yang masih bergantung pada dana transfer tersebut.
Hal itu ia sampaikan saat membacakan pandangan fraksidalam rapat kerja DPRD, Senin, 29 September 2025.
“Fraksi PDI-P meminta Pemkot Bontang membatasi kegiatan seremonial. Pastikan APBD bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Selasa, 30 September 2025.
Selain efisiensi belanja, Winardi juga mendorong Pemkot meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara lebih kreatif.
Ia menekankan agar pemerintah tidak hanya mengandalkan pajak, melainkan juga mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Terus tingkatkan PAD, namun tidak membebani masyarakat dengan kenaikan pajak. Genjot BUMD karena banyak potensi usaha yang harus dikembangkan. Bontang kawasan industri. Harusnya BUMD bisa bersaing,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Bontang, Aji Erlynawati, mengonfirmasi bahwa penyusunan APBD 2026 tetap mengacu pada Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja.
Baca Juga: Harga Beras di Bontang Tembus Rp 75 Ribu, GPM Hadirkan Solusi Lebih Murah
Pemangkasan difokuskan pada pos-pos non-prioritas seperti perjalanan dinas, makan-minum, bimbingan teknis, hingga rapat seremonial.
“Yang dipangkas atau diefesiensi mungkin Bimtek, Perjadin, anggaran makan dan minum, cindera mata, dan rapat seremonial,” ucap Aji.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
PDIP Bontang Dukung Efisiensi, Usulkan Fokus pada Pangan dan PAD
-
SPBU Khusus Petani di PPU, Penopang Pangan untuk IKN
-
1.000 sampai 3.000 Porsi Sehari, Pemkot Samarinda Terapkan Aturan Freezer di Dapur MBG
-
Permintaan Lokal Jadi Penopang Utama Pertumbuhan Ekonomi Kaltim
-
Biaya Naik, Pemkab PPU Tegaskan MBG Tetap Berjalan untuk Pelajar di Daerah Penyangga IKN