-
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menargetkan wilayahnya masuk zona hijau malaria pada 2026, dengan kasus turun menjadi 117 pada 2025 dari ribuan kasus di tahun-tahun sebelumnya.
-
Kepala Dinas Kesehatan PPU, Jansje Grace Makisurat, menyebut tren penurunan ini hasil upaya berkelanjutan pemerintah daerah, termasuk sosialisasi dan pembagian 64.500 kelambu antimalaria dari Kemenkes.
Program pencegahan malaria difokuskan untuk mendukung lingkungan sehat di wilayah PPU yang menjadi bagian dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), menargetkan wilayahnya masuk zona hijau malaria pada 2026. Saat ini, PPU masih berada di zona kuning dengan 117 kasus sepanjang 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Jansje Grace Makisurat, Rabu, 15 Oktober 2025.
"Kasus malaria mengalami penurunan," ujarnya, disadur dari ANTARA, Sabtu, 25 Oktober 2025.
"Saat ini berada pada zona kuning dengan 117 kasus malaria selama tahun ini, dan ditargetkan tahun depan turun ke zona hijau," tambahnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tren penurunan kasus malaria di PPU cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dari 1.472 kasus pada 2021 dan 1.331 kasus pada 2023, jumlahnya menurun drastis menjadi 568 kasus pada 2024 dan kembali turun ke 117 kasus di 2025.
"Sebelumnya Kabupaten Penajam Paser Utara berada di zona merah, kemudian tahun ini berstatus zona kuning karena kasus malaria terus mengalami penurunan," ujarnya.
Penurunan kasus tersebut didorong oleh upaya berkelanjutan pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan malaria di wilayah yang sebagian daerahnya masuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain gencar melakukan sosialisasi, Dinas Kesehatan juga menyalurkan bantuan 64.500 kelambu insektisida antimalaria yang berasal dari Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Menjelang IKN, Pemkab PPU Siapkan Rp 70 Miliar untuk Skema PPPK Paruh Waktu
Bantuan tersebut disalurkan melalui puskesmas di seluruh kecamatan, terutama di wilayah yang masih tergolong endemik.
Langkah ini diharapkan mampu mempercepat capaian target zona hijau dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan malaria.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BMKG: Pasang Laut Maksimum di Kaltim Terjadi 2130 Oktober, Jangan Abai Peringatan!
-
Zakat Jadi Penopang Sosial Baru di Wilayah Penyangga IKN
-
Internet Gratis Menyapa Pelosok Kukar, Kaltim Percepat Akses Digital Desa
-
Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim
-
Wilayah Penyangga IKN Bidik Zona Hijau Malaria pada 2026