-
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud berencana melakukan pengerukan Sungai Mahakam yang sudah dua dekade tidak dikeruk, sebagai langkah pengendalian banjir dan kelancaran aliran sungai.
-
Wali Kota Samarinda Andi Harun menilai normalisasi Mahakam bukan solusi utama untuk banjir kota karena membutuhkan biaya besar hingga Rp5 triliun, dan lebih mendukung jika pengerukan difokuskan pada Sungai Karang Mumus yang lebih prioritas.
-
Meski berbeda fokus, Pemprov dan Pemkot Samarinda sepakat menjaga sinergi, sementara pemerintah pusat menempatkan program pengendalian banjir Samarinda sebagai prioritas nasional tahun 2026.
SuaraKaltim.id - Rencana Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud untuk melakukan pengerukan Sungai Mahakam sebagai langkah pengendalian banjir mendapat beragam tanggapan dari sejumlah pihak.
Meski Wali Kota Samarinda Andi Harun menyambut baik inisiatif gubernur, ia menilai normalisasi Mahakam bukan solusi utama bagi banjir di ibu kota provinsi tersebut.
Rudy sebelumnya telah menyampaikan gagasan pengerukan Mahakam kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta.
Ia menilai langkah itu penting dilakukan karena Sungai Mahakam sudah hampir dua dekade tidak pernah dikeruk.
“Begitu hujan turun dengan volume tinggi, air langsung meluap karena aliran sungai kita tidak lancar. Maka perlu normalisasi supaya banjir cepat surut,” jelas Rudy, Senin, 27 Oktober 2025.
Menurutnya, persoalan banjir di Kaltim bukan hanya akibat curah hujan ekstrem, melainkan juga masalah struktural.
“Tidak hujan pun banjir, karena air pasang tinggi. Jadi ini bukan semata-mata karena hujan,” ujarnya.
Namun, Wali Kota Samarinda menilai pengerukan sepanjang hampir seribu kilometer akan membutuhkan anggaran besar tanpa jaminan dampak langsung terhadap banjir kota.
“Kalau konteksnya untuk penanggulangan banjir, pasti ada pengaruhnya. Tapi biayanya luar biasa besar, bahkan bisa lebih dari Rp5 triliun,” tegas Andi Harun, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 29 Oktober 2025.
Baca Juga: Piutang Rp 280 Miliar Kaltim Diseret ke Meja Hijau, Rudy Mas'ud Angkat Bicara
Meski begitu, ia tidak menolak seluruh rencana. Menurut Andi Harun, normalisasi Mahakam lebih relevan bila diarahkan untuk pelayaran.
“Saya setuju seribu persen kalau konteksnya untuk alur pelayaran. Karena di beberapa titik seperti Muara Pegah dan Muara Jawa sedimentasinya sudah parah dan sering menyebabkan kecelakaan kapal,” katanya.
Bagi Pemkot Samarinda, fokus utama pengendalian banjir seharusnya diarahkan pada Sungai Karang Mumus dan sistem drainase kota.
“Kalau yang mau dikeruk itu Sungai Karang Mumus, saya sangat setuju. Karena itu jauh lebih prioritas untuk pengendalian banjir,” jelasnya.
Andi Harun juga menegaskan bahwa kajian teknis dan dokumen perencanaan sudah lengkap, hanya terkendala pendanaan.
“Semua DED sudah kita siapkan. Mulai dari pintu air di Jembatan 1, rumah pompa di sepanjang Sungai Karang Mumus, sampai kolam retensi dan revitalisasi drainase. Kendalanya tinggal di pendanaan,” paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi