SuaraKaltim.id - Sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang memproduksi beragam jenis makanan dan minuman di Kota Samarinda terdampak Pandemi COVID-19.
Dikatakan Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, HM Faisal, UMKM yang paling merasakan tekanan masa pandemi adalah usaha amplang.
“Salah satunya adalah industri makanan amplang, di masa pandemi seperti ini banyak usaha amplang yang terancam,” katanya di Samarinda, Kamis (24/9/2020).
Faisal menjelaskan, sebelumnya usaha makanan amplang tidak terlalu banyak berpengaruh dengan adanya pandemi COVID-19.
Baca Juga:Kuota Bantuan Hampir Penuh, 50 Ribu UMKM Bantul Masih Tunggu Verifikasi
Sebab, menurut dia, amplang merupakan kebutuhan primer yang laku keras di pasaran.
Namun, beberapa bulan terakhir terjadi penurunan signifikan.
“Awalnya kami dari Dinas perindustrian memprediksi tidak terlalu signifikan penurunan yang terjadi di sektor makanan amplang, namun ternyata industri ampalang sangat besar pengaruhnya terjadi penurunan dalam penjualan ,” katanya.
Faisal menyebut, penurunan itu berkaitan erat dengan terpuruknya sektor pariwisata terutama kegiatan MICE di Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya.
“Kondisi saat ini merupakan imbas dari menurunnya tingkat kunjungan ke Kota Samarinda,” ujarnya.
Baca Juga:Kegiatan Konser Musik pada Pilkada 2020, Dilarang!
Terutama, imbuhnya, ketika ditutupnya sejumlah tempat wisata di sejumlah daerah, sehingga kebutuhan oleh-oleh juga berkurang .
Sementara itu, Kepala Produksi amplang Graha Indah, Maskien, menyebut disaat pandemi COVID-19 pihaknya tidak bisa lagi melakukan pengiriman rutin setiap minggunya keluar daerah.
“Biasanya rata-rata kami melakukan pengiriman dengan total produksi sebanyak 1 ton lebih amplang ke Pulau Jawa dan Bali bahkan ada juga ke Batam. sekarang tidak,”ujarnya.
Meski demikian, Faisal melanjutkan, berdasarkan penjelasan mereka secara berangsur-angsur ada peningkatan permintaan sedikit, semenjak diberlakukannya masa relaksasi di kota Samarinda. (Antara)