Anggrek tumbuh di bawah rindangnya pohon di sela-sela pasir putih. Jenisnya pun beragam.
“Ada anggrek hitam, anggrek putih, anggrek merah, anggrek pisang, anggrek lipan, anggrek bulan, dan masih banyak lagi yang kami belum tahu namanya,” papar Mahlan.
Dia menyebut total luasan kawasan ini mencapai 400 hektar. Potensi yang besar ini sedang dikembangkan untuk dijadikan obyek wisata maupun penelitian.
Kaspul menjelaskan, pihaknya bersama pemerintah desa sedang merancang lokasi itu sebagai obyek wisata. Langkah awal yang sedang dipikirkan adalah kemudahan akses pengunjung.
Baca Juga:Kisah Meri, Siap Hadapi Resesi dengan Tumpar Benuaq dari Kutai Kartanegara
“Kami sedang merancang aksesnya agar ada kemudahan bagi pengunjung, termasuk fasilitas penunjang,” katanya.
Kecamatan Kenohan adalah salah satu daerah pedalaman di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, butuh waktu hingga lima jam perjalanan darat.
Kecamatan ini dahulu cukup ramai karena berdiri di sepanjang aliran sungai yang bermuara di Danau Semayang. Akses utama transportasi warga melalui sungai membuat Kenohan semacam tempat transit atau singgah.
Namun sejak jalan darat sudah bisa digunakan dalam tiga tahun terakhir, dan tidak melewati pusat kecamatan, Kenohan kini mulai sepi.
“Aktivitas ekonomi berjalan lambat, seolah sulit untuk berkembang,” katanya.
Baca Juga:Hamzah, Petani Milenial dari Muara Jawa Kutai kartanegara
Kaspul kini sedang berupaya menghidupkan kembali Kenohan. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat kecamatan itu menjadi pusat transit dengan merancang akses jalan baru.
“sambil juga kita menyiapkan kawasan anggrek itu sebagai daerah wisata. Menurut kami itu potensinya luar biasa,” pungkasnya.