Hasil Penelitian: Anak-Anak Ternyata Jadi Sumber Utama Penularan Malaria

Kasus malaria di Indonesia meningkat di tengah pandemi.

Vania Rossa | Dini Afrianti Efendi
Jum'at, 20 November 2020 | 06:09 WIB
Hasil Penelitian: Anak-Anak Ternyata Jadi Sumber Utama Penularan Malaria
Ilustrasi pengobatan malaria. (Shutterstock)

SuaraKaltim.id - Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap malaria, terutama wilayah-wilayah endemis malaria di bagian Timur Indonesia. Penyakit ini pun sebenarnya bukan hal yang baru, karena masyarakat dunia sudah berkutat dengan malaria sejak tahun 1880.

Setelah 1,5 abad eksis di bumi, penyakit malaria masih saja terjadi. Hal ini membuat peneliti terus bekerja keras menyudahi wabah ini. Salah satu penelitian baru menunjukkan jika anak-anak yang terinfeksi malaria bisa menjadi carrier atau penyebar super yang menularkan parasit ini ke banyak nyamuk yang menghisap darah anak tersebut.

Fenomena ini bisa terjadi, meskipun anak tersebut tidak menunjukkan gejala apapun. Penelitian ini membuktikan jika malaria ditularkan dari manusia ke nyamuk, dan kembali lagi ke manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah manusia lainnya.

Penelitian yang dipublikasi pada Rabu, 18 November 2020, dalam pertemuan tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) ini menemukan beberapa anak kecil yang terinfeksi malaria bisa menularkan parasit ini ke sekumpulan nyamuk, yang kemudian menularkan ke orang lain, demikian seperti mengutip Live Science, Kamis (19/11/2020).

Baca Juga:Musim Hujan, Waspada Ancaman Hewan Pembunuh Nomor Satu di Dunia

Penelitian yang dilakukan di Uganda ini menyimpulkan jika anak tanpa gejala malaria berusia 5 hingga 15 tahun jadi sumber infeksi utama pada nyamuk yang diteliti.

Dalam uji cobanya, peneliti memberikan nyamuk sampel darah orang yang terinfeksi. Setelah dibiarkan beberapa saat dan ditelusuri, lebih dari 60 persen nyamuk terinfeksi dari empat anak dengan malaria tanpa gejala. Dua anak usia sekolah, dan dua anak lainnya berusia 3 hingga 4 tahun.

Dari penelitian ini kemudian disimpulkan bahwa untuk mencegah kasus malaria meningkat, maka perlu dilakukan pengendalian dengan mentargetkan pengobatan, skrining, dan vaksin kepada anak usia sekolah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak