SuaraKaltim.id - Pantai Manggar di Kota Balikpapan mengalami abrasi. Pantai kebanggaan warga Kota Minyak ini memang sudah jarang dikunjungi oleh wisatawan. Mengingat situasi saat ini masih dalam masa pandemi.
Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwista Kota Balikpapan, Doortje Marpaung beberapa lokasi di pantai memang terjadi pengikisan dan perlu perhatian lebih dari pemerintah daerah.
Katanya pula, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud sudah mengunjungi pantai di kawasan Balikpapan Timur tersebut. Kedatangan orang nomor satu di Balikpapan itu untuk mengetahuo sejauh mana kondisi pantai tersebut.
“Pak Wali tiba-tiba ingin lihat pantai manggar, waktu coffee morning yang lalu saya sudah laporkan kondisi pantai manggar kalau ada dibeberapa lokasi mengalami abrasi,” ujarnya dikutip dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Senin (23/8/2021).
Baca Juga:Kelompok Perampok Sadis Rumah Elit Gunakan Hasil Rampokkan Sebagai Modal Aksi Selanjutnya
Ia mengatakan, abrasi yang terjadi di Manggar rencananya akan dibahas dengan Sekda, tim anggaran, serta OPD teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengetahui pasti dengan kondisi penanganan abrasi.
“Kami juga sudah berusaha komunikasi lewat Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Kaltim untuk penanganan abrasi ini, seementara kita ketahui dua tahun terakhir kondisinya masih pandemi Covid-19, semuanya berubah dan tidak jadi, tadinya sudah dialokasi dan kajian kemudian fisiknya mau dibantu BWS tapi kondisi anggaran begini jadi semua batal,” jelasnya.
Ia menyampaikan, penanganan abrasi di Manggar memang perlu pemikiran yang serius. Lantaran abrasi yang terjadi cukup berat.
Sekitar 100-200 meter diujung dekat jalan keluar, apalagi site plan perencanaan Manggar sudah direvisi, untuk dijadikan acuan.
“Penanganan ini bisa bersifat simultan. Gak bisa dalam waktu dekat. Ini kita mengandalkan provinsi melalui BWS, (BWS) sudah mengatakan anggarannya juga direfocusing, setahun ini gak ada,” tambahnya.
Baca Juga:Hore! Harga Tes PCR di Bandara Sepinggan Turun Jadi Rp 525 Ribu, Sebelumnya Rp 900 RIbu
Penanganan sementara memang diperlukan oleh Manggar. Agar abrasi tidak terjadi lebih parah. Menurutnya, untuk dana penanganan tersebut mungkin saja menggunakan dana tak terduga.
“Kami juga minta solusi jangka pendeknya, supaya dikerjakan karena sayang kalau kondisinya makin parah, sambil menunggu simultan dengan BWS atau dikomunikasikan dengan Kementerian PUPR kita coba cari solusinya untuk jangka menengah kedepan,” ujarnya.
Untuk kembali menarik minat para pengunjung, ia membeberkan bahwa Manggar akan mengoptimalkan keberadaan homestay dan pujasera untuk dioperasionalkan. Namun, hal itu terhalang dengan situasi pandemi.
Ia mengakui beberapa masyarakat ada yang berminat mengelola hal tersebut. Tapi sebaliknya, mereka malah mundur pelan-pelan dan tidak jadi, karena terkatung-katung dengan kondisi pandemi saat ini.
“Apalagi orang akan berpikir pantai Manggar ini ditutup dua bulanan kalau orang mau mengelola disitu dari mana pendapatannya,” timpalnya.
Soal rencana untuk membuka kembali Manggar agar bisa dikunjungi, dirinya masih menunggu keputusan dari Pemkot Balikpapan, apakah akan melanjutkan penerapan PPKM level 4 atau akan ada perubahan dan kelonggaran.
“Kita tunggu aja pengumuman terbarunya, apalagi surat edaran terkait perpanjangan PPKM level 4 akan berakhir pada 23 Agustus ini,” pungkasnya.