SuaraKaltim.id - Sosialisasi pelayanan Doctor On Call terlaksana, Kamis (2/12/2021) di Balai Kota Samarinda. Sosialisasi itu disampaikan ke seluruh camat. Program tersebut merupakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan tindakan medis dalam waktu cepat.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda, Ismed Kusasih mengungkapkan, sebelumnya, pihak Diskes sudah melakukan diskusi internal hingga studi banding ke Makassar yang sudah lebih dulu menerapkan program tersebut. Hingga akhirnya, akan melakukan uji coba.
“Intinya adalah mempermudah akses masyarakat untuk pelayanan. Terutama kegawatdaruratan. Jadi untuk sementara, kami ada 10 puskesmas sebagai call center. Jadi nanti ada nomor yang bisa dihubungi masyarakat,” ungkapnya melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (5/12/2021).
Call center yang dimaksud adalah nomor telepon yang sebelumnya telah digunakan untuk penanganan Covid-19 di setiap puskesmas. Lebih lanjut, di 10 puskesmas itu ada timnya masing-masing. 1 tim terdiri dari dokter, perawat, dan driver. Untuk sementara, nantinya akan diberlakukan 2 shift pada pagi dan malam. Shift pagi dimulai dari pukul 07.30 sampai 14.30 Wita.
Baca Juga:Pemkot Samarinda Ingin Ubah Pasar yang Kotor Jadi Modern Seperti di BSD Tangerang
Kemudian berlanjut pada pukul 14.30 sampai 22.30 Wita. Diungkapkan Ismed, Wali Kota Samarinda, Andi Harun berpesan bahwa kalau sudah memungkinkan, Doctor On Call bisa diterapkan selama 24 jam.
“Nanti kami lihat perjalanannya. Kami coba dulu, insyaallah tadi sudah sosialisasi ke kecamatan. Harapannya, dari camat nanti menyosialisasikan ke kelurahan dan RT-RT adanya program Doctor On Call,” lanjutnya.
Ismed menekankan bahwa melalui Doctor On Call, jika ada telepon masuk dari masyarakat maka dokter lah yang harus menjawab terlebih dahulu. Dari situ, dokter bisa melakukan penggalian informasi. Bahkan memungkinkan pula bila keluhan dari masyarakat bisa diselesaikan cukup dengan konsultasi melalui telepon.
“Persepsi masyarakat terhadap suatu kasus penyakit kedaruratan itu pasti berbeda dengan persepsi tenaga medis. Itu yang ingin kami tipiskan jaraknya. Tapi itu butuh sosialisasi,” tambah Ismed.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi selama program Doctor On Call ini berjalan. Secara keseluruhan, di Samarinda terdapat 26 puskesmas yang tersebar di 10 kecamatan. Untuk sementara akan diterapkan di 10 puskesmas dulu. Yakni Puskesmas Palaran, Segiri, Sidomulyo, Lempake, Temindung, Sambutan, Baqa, Wonorejo, Trauma Centre, dan Samarinda Kota.
Baca Juga:Pendataan Rampung, Normalisasi SKM Ditargetkan Februari 2022, Yakin?
Namun, 16 lainnya juga akan memback-up 10 puskesmas tersebut. Nantinya, jika sarana dan prasarana serta ketersediaan tenaga mencukupi, maka call center akan tersedia di 26 puskesmas tersebut. Sebab puskesmas mempunyai wilayah kerja masing-masing. Doctor On Call akan terkait dengan kedaruratan seperti sesak napas, pendarahan berat, kejang, dan lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengungkapkan program Doctor On Call akan diujicobakan pada Desember ini untuk layanan khusus kedaruratan lansia dan bayi.
“Di uji coba ini, kami akan evaluasi di mana ada titik lemah. Jadi nanti akan dikerja samakan dengan 10 puskesmas dan standby sampai 22.30. Ke depannya akan 24 jam,” beber Andi.
Dalam tahap uji coba ini, kekurangan yang terlihat akan dilengkapi dulu sampai akhirnya memutuskan untuk 24 jam. Nantinya, standar kedaruratan pasien akan dirumuskan. Hal itu penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat agar tak berbeda persepsi dengan tenaga medis.