Koesman, Penyambung Lidah Pejuang Kemerdekaan di Sanga-Sanga

Tugu demonstrasi rakyat Balikpapan yang berada di Karanganyar merupakan bukti adanya perlawanan.

Denada S Putri
Kamis, 18 Agustus 2022 | 15:30 WIB
Koesman, Penyambung Lidah Pejuang Kemerdekaan di Sanga-Sanga
Koesman salah satu pejuang angkatan 45' yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia di Balikpapan. [Suara.com/Arif Fadillah]

Bukan tanpa alasan, Koesman dianggap pemberani oleh pimpinan pejuang saat itu Kasmani yang merupakan kerabat keluarga. Ditemani 2 orang, mereka pergi menggunakan perahu dari Klandasan menuju Sungai Meriam Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar) lalu menempuh waktu 3 hari 3 malam.

Ketika itu Sanga-Sanga justru masih bergejolak hingga tahun 1947. Padahal Republik Indonesia sudah menyatakan kemerdekaan 2 tahun sebelumnya.

"Awal Januari 1947 antar surat isinya terkait bergabungnya pasukan pejuang Balikpapan ke Sanga-Sanga untuk memukul mundur penjajah," terangnya.

Hingga pada 27 Januari 1947, berhasil memukul mundur Belanda dari Sanga-Sanga. Para pejuang ketika itu berhasil merebut gudang senjata dan amunisi perang lainnya.

Baca Juga:Penyebab Lidah Tidak Ada Rasa, Apa Itu Ageusia?

Pejuang yang dinyatakan gugur yakni 73 pejuang. Sedangkan yang dinyatakan hilang sebanyak 63 orang. Mbah Koesman salah satunya dalam daftar pejuang hilang tersebut.

"Jadi satu-satunya angkatan 45' ini yang masih ada ya saya. Saya sedih juga tidak ketemu dengan teman-teman yang lain. Mereka hilang sampai sekarang tidak ditemukan," kenang Koesman.

Selepas masa kemerdekaan, Koesman memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA Taman Madya Jakarta. Dia kemudian bekerja sebagai tenaga sipil di Paldam Militer di 1955-1956.

Kemudian berlanjut kerja di Pendjara Balikpapan pada 1957-1961. Bahkan dia sempat bekerja di Pertamina 1963-1973. Kemudian dipindahkan ke Union Oil (unocal) 76, dari 1973-1980.

Koesman berpesan kepada para generasi muda agar mampu menjaga warisan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan para pahlawan. Tidak membuat suatu perbuatan yang kurang baik atau melanggar undang-undang.

Baca Juga:Dibantu Thanos, Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Cimahi Serang Markas Belanda dan Tentara Sekutu

Dirinya juga meminta agar generasi muda bisa mengingat dalam lubuk hatinya tentang perjuangan para pahlawan ketika berhadapan dengan para penjajah.

“Saya serahkan kepada penerus negeri ini, jangan sia-siakan para pejuang yang telah tiada. NKRI jaga seutuhnya, NKRI adalah harga mati," tegasnya.

Kontributor: Arif Fadillah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini