Pelari Tumbang di Lomba Lari Balikpapan Open 10K, Pegiat Olahraga Soroti Panitia

Dia pun juga melihat para peserta saat memulai.

Denada S Putri
Senin, 05 September 2022 | 19:00 WIB
Pelari Tumbang di Lomba Lari Balikpapan Open 10K, Pegiat Olahraga Soroti Panitia
Hesty salah satu peserta lari 10K di Balikpapan. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Event lomba lari Balikpapan 10K yang berlangsung pada Ahad (4/9/2022) kemarin memakan korban. Dua peserta lari meninggal dunia saat event berlangsung. Mereka antara lain Muhammad Jufri (46) dan Syahwan (39).

Kejadian itu turut mendapatkan sorotan dari pegiat olahraga sekaligus pelari di Kota Minyak. Salah satunya Hesty Asmulia. Dia sangat menyayangkan kejadian itu. Dia menyoroti kesiapan teknis panitia dalam menggelar event lari tersebut.

"Dari awal pendaftaran sudah amburadul. Kita daftar dapat email tapi begitu pengambilan bib terserah mau ambil bib no mana saja. Ngapain mesti repot daftar kalau begini. Lucunya lagi minta SKS udah diurus malah tidak diminta," katanya kepada jurnalis media ini, Senin (5/9/2022).

Dia pun juga melihat para peserta saat memulai, tidak dipisahkan berdasarkan kategori. Mulai dari elite, umum, hingga veteran dijadikan satu. Pun dengan lagu Indonesia yang mestinya dinyanyikan sebelum memulai start dan kemudian diiringi doa.

Baca Juga:Warga Samarinda Seberang Meninggal Dunia Saat Pelaksanaan Lomba Lari Balikpapan 10K: Di Dalam Perjalanan Rebah

Begitupun dengan water station (WS) yang menurut pengalamannya mesti di jarak setiap 2 km. Mengingat hidrasi sangat penting untuk mencegah para pelari yang mengikuti kegiatan lomba lari agar tetap segar. Karena itu, sangat disarankan agar para peserta selalu memanfaatkan refreshment atau water station yang disediakan panitia.

"WS baru ada di km 4 dan 7. Seharusnya di race yang jarak tempuh 10K, WS harus ada per 2 km dan refreshment hanya mineral gelas tanpa dibuka malas sekali anda panitia," katanya.

Keberadaan tempat sampah juga sangatlah penting, Hesty yang juga mengikuti lomba tersebut cukup kecewa dengan banyaknya gelas plastik yang berhamburan. Pun dengan keberadaan ambulans yang mestinya sigap menangani kejadian emergency.

Hesty pun tak menyalahkan siapapun, bagaimana pun juga ada beberapa faktor yang mestinya bisa dijalani sedari awal. Mulai dari pelari karena tidak mendengar alarm tubuh atau abai untuk "Listen to Your Body. Dia berharap ke depannya panitia bisa mempelajari terkait lomba lari dengan skala besar.

"Perlu ada pacer buat pelari dan pacer harus dilatih resisutasi agar bisa langsung menolong saat ada pelari kolaps. Tempat sampah tolong dibuat bak besar agar sampah tidak berhamburan. Di belakang start line harus ada gate wave jadi antara elite dan umum. Semoga menjadi pembelajaran," terangnya.

Baca Juga:Jatuh Saat Ikut Balikpapan 10K, Pelari 46 Tahun Meninggal Dunia dalam Perjalanan ke RS

Kontributor: Arif Fadillah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini