Hingga September, Ratusan Kasus DBD Terjadi di Kutim , 1 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan.

Denada S Putri
Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:16 WIB
Hingga September, Ratusan Kasus DBD Terjadi di Kutim , 1 Orang Meninggal Dunia
Ilustrasi petugas melakukan pangasapan (fogging). [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Dinas Kesehatan Kutai Timur (Diskes Kutim) mengungkapkan saat ini ada 174 warga yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Rarusan kasus DBD itu merupakan data yang dihimpun sejak Januari hingga September kemarin.

Kepala Diskes Kutim, dr Bahrani Hasanal melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Kutim, Muhammad Yusuf mengatakan, persebaran kasus DBD tersebut terdapat di beberapa wilayah pusat pelayanan kesehatan. Yakni, Puskesmas Teluk Lingga, Sangatta Utara 63 kasus, Sangkulirang 19 kasus, Wahau 2 kasus dan kecamatan lainnya rata-rata 1 kasus.

“Dari jumlah kasus ini, Sangatta Utara yang tertinggi bahkan dari kasus ini sudah ada yang meninggal 1 orang,” paparnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (4/10/2022).

Ia menambahkan, kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan. Pun sebaliknya.

Baca Juga:Antisipasi Persebaran DBD, Dinkes Kota Blitar Gencar Lakukan Fogging di Sejumlah Sekolah

“Tidak hanya di Kutim yang mengalami peningkatan kasus DBD, hampir seluruh Kaltim mengalami. Untuk itu masyarakat perlu meningkatkan tindakan kewaspadaan dini DBD untuk mencegah KLB DBD,” sebutnya.

Musim peralihan ini biasanya populasi nyamuk pasti bertambah, sehingga kasus pun meningkat. Dirinya menjelaskan bahwa kasus DBD banyak terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang terjaga kebersihannya.

Satu cara mencegahnya dengan rutin menggelar gotong royong di lingkungan. Nyamuk DBD atau Aedes Aegypti juga pembawa virus demam kuning, chikungunya, dan demam Zika.

“Di Sangatta Utara kami sudah membentuk Jumantik anak sekolah bekerjasama dengan Kepala UPT Pendidikan, Guru UKS, dan sedang berjalan saat ini. Insya Allah wilayah kerja Puskesmas Teluk Lingga akan membentuk Jumantik anak sekolah juga karena ini efektif dan efisien,” tambahnya.

Sementara untuk Fogging selalu difokuskan dua kali jika ada kasus DBD dengan interval satu minggu. Gigitan nyamuk DBD dapat menyebabkan penyakit serius, setelah digigit gejala DBD tidak langsung muncul, penderita dapat mengalami demam tinggi 3 sampai 14 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada otot dan pegal linu di seluruh tubuh, muncul ruam kemerahan pada kulit dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Baca Juga:6 Makanan Sehat Ini Bantu Penyembuhan Demam Berdarah

“Mohon dukungan seluruh lapisan masyarakat mari bersama cegah penularan DBD dengan 3M plus, merujuk bila ada tanda gejala DBD,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini