SuaraKaltim.id - Kalimantan Timur menyimpan banyak kesenian tradisional yang masih terus dilestarikan hingga kini, salah satunya adalah tari Jepen.
Tari Jepen merupakan salah satu tarian tradisional dari Suku Kutai di Kalimantan Timur.
Tarian ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Budaya Islam.
Dikutip dari laman Kemendikbud RI, tarian ini mempresentasikan kebudayaan Melayu yang dinamis, atraktif, energik, dan bersahaja.
Baca Juga:Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
Asalnya, gerakan dalam tarian ini sangat kental akan nuansa Melayu karena gerakannya yang sama dengan tarian Zapin, Tari Dana dan Tari Bedana.
Adapun ketiga tarian yang berasal dari masyarakat Melayu itu banyak ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan genre tariannya, tari Jepen ini dapat dikategorikan menjadi Jepen Bahari/Lawas dan Jepen Kreasi.
Dalam pertunjukkannya, para penari menari dengan balutan busana perpaduan khas Melayu yang kental akan nuansa Islami dan campuran busana khas Indonesia.
Penari pun menggunakan tata rias yang minimalis, tetapi tetap terlihat santun dan bersahaja.
Baca Juga:Dari Prasasti Yupa sampai Kura-kura Emas, Ini Benda Peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara
Para penari juga dilengkapi dengan selendang sebagai properti menari lainnya.
Dalam pertunjukannya, tari Jepen ini biasa diiringi dengan musik Tingkilan yang menjadi salah satu kesenian musik khas Kutai.
Musik Tingkilan ini menggunakan beberapa alat seperti gambus, ketipung, kendang dan juga biola.
Selain itu juga diiringi dengan nyanyian yang disebut dengan bertingkilan yang berarti bersahut-sahutan.
Nyanyian ini biasanya dibawakan oleh dua orang penyanyi yang saling bersahutan dengan menyanyikan syair-syair yang berisi petuah atau pesan moral.
Tarian Jepen ini bisa ditemukan di berbagai acara budaya seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan lain-lain.
Uniknya, cerita dalam tarian ini biasanya mengisahkan tentang gadis-gadis Suku Kutai yang tinggal di pedalaman Kutai Kartanegara.