Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

Para ahli menduga kerajaan ini sudah berdiri sejak abad ke-5 Masehi.

Denada S Putri
Kamis, 03 Agustus 2023 | 12:46 WIB
Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
Kedaton Kutai Kartanegara. [Ist]

SuaraKaltim.id - Berikut sejarah dari Kerajaan Kutai Kartanegara atau disebut juga Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura.

Kerajaan yang disebut sebagai Kerajaan Hindu tertua di Indonesia ini kemudian berubah menjadi Kerajaan Islam yang terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim).

Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara

Dikutip dari website Kemendikbud, sejak kapan Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri tidak diketahui secara pasti. Tetapi para ahli menduga kerajaan ini sudah berdiri sejak abad ke-5 Masehi.

Baca Juga:Lirik Lagu Kemerdekaan 17 Agustus Beserta Sejarah dan Maknanya

Dugaan ini berasal dari penemuan prasasti Yupa yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta. Dalam prasasti tersebut, menurut jenis dan bentuknya berasal dari sekitar 400 Masehi.

Temuan tersebut juga dilihat dari jenis hurufnya yang pranagari dan berasal dari India Selatan. Huruf tersebut banyak ditemukan di daerah itu dalam waktu yang relatif sama yakni abad ke-5 Masehi.

Sejak itulah kerajaan kuno di Indonesia yakni Kerajaan Kutai Kartanegara telah ada. Bahkan, Kerajaan Kutai Kartanegara sendiri disebut sebagai kerajaan tertua yang bernafaskan agama Hindu.

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai Kartanegara

Dalam Yupa yang ditemukan tertulis bagaimana kehidupan politik Kerajaan Kutai Kartanegara. Pertama yang dijelaskan adalah bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. 

Baca Juga:Tradisi Agustusan di Palembang, Sejarah Lomba Perahu Bidar Dikaitkan Ulang Tahun Ratu Belanda

Dalam Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Matahari dan pendiri keluarga raja. Artinya, Aswawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga.

Raja Kudungga adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai Kartanegara. Tetapi, apabila dilihat dari nama Raja yang masih menggunakan nama Indonesia, para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. 

Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Kemudian, Aswawarman adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. 

Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai Kartanegara sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. 

Aswawarman memiliki 3 orang putra dan salah satunya adalah Mulawarman.

Mulawarman kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta jika dilihat dari cara penulisannya dan Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai Kartanegara.

Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai Kartanegara mengalami masa yang gemilang. Dari Yupa diketahui bahwa masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai Kartanegara mengalami masa keemasan.

Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kaltim. Rakyat Kutai Kartanegara hidup sejahtera dan makmur.

Runtuhnya Kerajaan Kutai Menjadi Kesultanan

Seiring berjalannya waktu, tepatnya sekira empat abad setelah kerajaan Hindu pertama runtuh, Kerajaan Kutai Mulawarman diambil alih oleh Kerajaan Kutai Kartanegara.

Pengambilalihan itu terjadi melalui pertempuran yang terjadi pada abad XVII, tepatnya pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa. 

Ia adalah Raja Kutai Kartanegara yang ke-8 dan kemudian Kerajaan Kutai Kartanegara berkembang pesat karena mendapat dukungan Kerajaan Majapahit.

Namun, Kerajaan Kutai Kartanegara runtuh pada Desember 1959 karena adanya Peraturan Pemerintah tentang menghapuskan swapraja. 

Sebenarnya sempat terjadi pemindahan pusat pemerintahan yang dilakukan pada masa kepemimpinan Aji Muhammad Parikesit sebagai Sultan Ke-19. 

Ia adalah Raja Kutai Kartanegara terakhir dan di tempat baru ini dibangunlah Istana Kerajaan Kutai Kartanegara bergaya Eropa Klasik.

Istana bergaya Eropa Klasik itu kini telah berubah menjadi museum provinsi dan berpotensi menjadi Cagar Budaya Nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini