SuaraKaltim.id - Festival Erau menjadi salah satu festival kebudayaan terbesar dari Kalimantan Timur yang rutin digelar setiap tahun. Pagelaran festival Erau ini rutin diadakan di Tenggarong, Kutai Kertanegara dengan berbagai ritual adat uniknya.
Melansir dari berbagai sumber, salah satu ritual adat yang rutin diadakan saat Festival Erau adalah Ngulur Naga, yakni sebuah acara puncak dari festival ini. Di puncak acara biasanya terdapat tradisi Ngulur Naga, di mana rombongan utusan Keraton Kutai akan mengarak sepasang replika naga menggunakan perahu.
Replika naga ini kemudian dilepaskan di Kutai Lama, yang dianggap sebagai tempat asal legenda naga tersebut. Saat dilepas, masyarakat pun akan berlomba untuk mendapatkan sisik naga karena masyarakat setempat percaya, sisik naga ini dapat mewujudkan harapan orang yang memilikinya.
Replika dua naga ini bernama Naga Bini dan Naga Laki yang dibawa menuju Kutai Lama untuk dilempar ke sungai. Pelaksaan ngulur naga ini biasanya dimeriahkan pada hari ketujuh yang menjadi puncaknya.
Baca Juga:Keunikan Ladaya Tenggarong, Wisata Bernuansa Budaya yang Cocok untuk Keluarga
Tradisi ini terbilang cukup sakral karena para rombongan Keraton Kutai yang mengantarkan replika ini menggunakan perahu. Kemudian, replika naga itu dilepaskan di sungai yang dipercaya menjadi tempat asal dari legenda naga itu.
Ritual adat mengulur naga ini masih ada kaitannya dengan legenda Putri Karang Melenu, permaisuri dari raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti. Adapun, raja pertama Kutai dan istrinya itu dipercaya sebagai cikal bakal keluarga Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Tetapi, raja dan permaisurinya ini dikisahkan bukan merupakan keturunan manusia biasa. Mereka dikisahkan muncul dari dua kejadian misterius yang dipercaya dan menjadi legenda bagi masyarakat Kutai.
Kontributor: Maliana
Baca Juga:Resep dan Cara Membuat Gangan Labu Besantan Khas Kutai, Cocok Dimakan di Siang Hari